Dark/Light Mode

Timteng Memanas, Airlangga Pastikan Ekonomi RI Masih Aman Dibanding Negara Lain

Selasa, 16 April 2024 19:44 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas (ratas) membahas dampak geopolitik di Timur Tengah (Timteng) terhadap Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Usai mengikuti ratas dengan Presiden, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers kepada media.

Dalam paparannya, Airlangga menggarisbawahi pentingnya deeskalasi dan menjaga kestabilan regional untuk mengurangi dampak ekonomi global.

Baca juga : Airlangga Kaji Dampak Ekonomi Pascaserangan Iran Ke Israel, Ini Kata Para Dubes

“Dari sisi perekonomian, tentu kita melihat terjadi lonjakan harga minyak akibat serangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus dan juga terhadap retaliasi yang dilakukan oleh Iran,” ujar Airlangga. 

Dari segi ekonomi, kata dia, Laut Merah dan Selat Hormuz itu menjadi penting, terutama karena di Selat Hormuz itu asa 33 ribu kapal minyak dan Laut Merah itu ada sekitar 27 ribu kapal. “Dan peningkatan freight cost itu menjadi salah satu hal yang harus dimitigasi,” ujarnya.

Menurut Airlangga, meski menghadapi tantangan geopolitik, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan yang solid sebesar 5 persen dengan inflasi yang terkontrol di rentang 2,5 persen, plus minus 1 persen. "Neraca perdagangan kita masih surplus dan cadangan devisa kita masih kuat di angka 136 miliar dolar AS," tambahnya.

Baca juga : Timteng Memanas, Sri Mul Kumpulkan Pejabat Kemenkeu

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan, pasar keuangan global mengalami ketidakpastian dengan indeks dolar mengalami penguatan, sementara nilai tukar dan indeks harga saham global menunjukkan pelemahan. Namun, Indonesia, dibandingkan dengan negara-negara lain, masih dalam kondisi yang relatif aman.

“Tentu kita perlu melakukan berbagai kebijakan, antara lain bauran fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN, dan memonitor kenaikan logistik dan kenaikan harga minyak,” ucap Airlangga.

Dalam menghadapi gejolak ekonomi global, pemerintah Indonesia tetap fokus pada kebijakan yang mendukung sektor riil dan menstabilkan nilai tukar untuk mengurangi dampak terhadap impor, sambil juga mencatat manfaat bagi eksportir yang menerima lebih banyak devisa.

Baca juga : Timteng Memanas, Bobby Adhityo Minta Iran-Israel Kedepankan Diplomasi

“Pemerintah terus melihat reform struktural dan menjaga ekspektasi dari investor dan juga memperkuat daya saing dan juga untuk menarik investasi jangka panjang ke Indonesia. Jadi kepastian-kepastian itu yang harus dijaga,” tutupnya.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :