Dark/Light Mode

Urgensi Sekolah Kepemimpinan

Mencetak Pemimpin Sigap Hadapi Perubahan Lingkungan Strategis

Selasa, 23 April 2024 15:28 WIB
Urgensi Sekolah Kepemimpinan Mencetak Pemimpin Sigap Hadapi Perubahan Lingkungan Strategis

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepemimpinan baru di era digital mengalami kegagalan dalam menghubungkan antara aspek kontrol otoritas dengan kemampuan berdialog dan berkomunikasi, sehingga menyebabkan adanya gap kepercayaan antara pimpinan dan bawahan.

Dalam survei yang dilakukan oleh Gallup menyatakan bahwa hanya 23 persen pegawai yang percaya pada pemimpinnya.

Sementara dalam survei yang dilakukan Forbes yang menyatakan, hanya 22 persen pemimpin yang percaya pada anak buahnya/bawahannya.

Hal ini diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufiq saat memberikan sambutan dalam Upacara Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I Angkatan LX Tahun 2024, di Auditorium Makarti Bhakti Nagari, ASN Corporate University, Senin (22/4/2024).

Menurut dia, menyikapi kondisi ini diperlukan adanya cara-cara baru kepemimpinan yang mengedepankan pada aspek pembelajaran pemimpin untuk mengelola resources, membangun kebersamaan dan kepercayaan, serta melakukan berbagai terobosan baru untuk memecahkan kebuntuan dalam organisasi.

Baca juga : Menkes Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Dan Direktur Poltekkes

“Maka dalam hal ini sekolah kepemimpinan memiliki peranan penting dalam mengakomodir gap kepercayaan tersebut,” tutur Taufiq.

Ia menjelaskan, ada lima level kepemimpinan. Pertama, leader by position. Seorang pemimpin diakui kepemimpinannya dikarenakan posisi dan kedudukannya sebagai seorang pemimpin dalam organisasi.

Kedua, leader by permission. Pada level ini terdapat hubungan baik antara pemimpin dan bawahan dan saling menikmati bekerjasama dalam organisasi tersebut.

Ketiga, leader by production. Level ini seorang pemimpin telah memiliki pengalaman, capaian dan kredibilitas yang dapat menjadi panutan bagi mereka yang mengikutinya.

Keempat, people development. Pada level ini para anggota mengikuti pemimpin dikarenakan kemampuannya dalam membuka kesempatan bagi bawahan untuk berkembang lebih baik lagi.

Baca juga : Literasi Digital Kominfo: Konten Menarik Bisa Jadi Lahan Cuan

Kelima, pinnacle. Para anggota mengikuti pemimpin didasarkan pada kepribadian dan reputasi dalam mengembangkan potensi anggota dan organisasinya ke arah yang lebih baik.

“Oleh karenanya, esensi sekolah kepemimpinan amat dibutuhkan dewasa ini, karena pada dasarnya leaders are made, kepemimpinan dibentuk sedemikian rupa dari berbagai pembelajaran secara terus menerus mengenai bagaimana memimpin sebuah perubahan dalam organisasi,” urai Taufiq.

Ia juga menambahkan, dalam perkembangan teknologi saat ini seorang pemimpin memiliki tantangan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan, serta memanfaatkan peluang untuk melakukan inovasi dan transformasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Sementara itu dalam laporan penyelenggaraan, Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi, Dr Basseng menyampaikan, PKN Tingkat I angkatan LX kali ini mengangkat tema "Penguatan peran Kepemimpinan Nasional dalam Transformasi Tata Kelola Pemerintahan untuk Mewujudkan Visi Indonesia 2029".

Tema ini dinilai penting karena kepemimpinan memainkan peran krusial dalam proses transformasi organisasi.

Baca juga : Yuk Ah, Tunjukkan Sikap Peduli Sama Lingkungan

Dalam laporannya Basseng mengatakan, PKN Tingkat I angkatan LX ini diikuti oleh 40 peserta yang dilaksanakan dengan metode blended learning dengan memadukan pembelajaran secara klasikal dan nonklasikal.

Serta, mengedepankan experiential learning di tempat kerja masing-masing.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.