Dark/Light Mode

Soal Diskriminasi Sawit, RI Minta Itikad Baik Uni Eropa

Selasa, 12 November 2019 20:21 WIB
Wamenlu Mahendra Siregar (kiri) bersama Menlu Retno Marsudi (tengah) raker dengan dengan DPR. (Foto: Rizky Syahputra/Rakyat Merdeka)
Wamenlu Mahendra Siregar (kiri) bersama Menlu Retno Marsudi (tengah) raker dengan dengan DPR. (Foto: Rizky Syahputra/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia meminta itikad baik Uni Eropa terhadap isu diskriminasi sawit di tengah perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA).

"Kami sedang sampaikan pesan ke EU agar dalam perundingan itu berbasis pada good fate atau niat baik. Kita pahami sekarang ada analisis dari internal komisi eropa, DG Trade bahwa sawit tidak berbeda dengan segi sustainability secara lingkungan maupun ukuran lain dibandingkan dengan minyak nabati lain," kata Wamenlu Mahendra Siregar seperti dikutip Antara usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Selasa (12/11).

Baca juga : Asal-Usul Duit Haram Nahrawi, Rp 800 Juta dari Taufik Hidayat

Padahal, jejak karbon tidak hanya dari sawit, tapi juga dapat ditemukan pada produk lain seperti kedelai dan minyak bunga matahari. Mahendra menilai, keputusan politik Uni Eropa mendiskriminasi sawit.

Oleh karena itu, Mahendra mewakili pemerintah Indonesia melayangkan surat ke petinggi Uni Eropa pada pekan pertama November untuk memastikan itikad baik Uni Eropa terhadap perundingan dagang IEU-CEPA. "Ada pertanyaan yang mendesak bagi kita karena analisis itu tidak diperhatikan sehingga kita harus hati-hari dan melihat kembali apa yang sudah mereka sampaikan dan tentu memberi revisi yang sepatutnya karena ada keraguan," kata Mahendra.

Baca juga : Soal Sawit, India Minta Barter Sama Beras Dan Gula

Indonesia dan Uni Eropa mulai melakukan perundingan kemitraan dagang komprehensif IEU-CEPA pada 2016. Pertemuan antara Indonesia dan Uni Eropa terakhir kali berlangsung pada 17-21 Juni di Jakarta untuk menjalani negosiasi IEU-CEPA yang kedelapan kalinya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.