Dark/Light Mode

Sri Mulyani: Pengelolaan Defisit APBN Indonesia Lebih Baik Dari Negara Lain

Selasa, 11 Juni 2024 20:27 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan pemaparan di Komite IV DPD, di Jakarta, Selasa (11/6/2024).
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan pemaparan di Komite IV DPD, di Jakarta, Selasa (11/6/2024).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pengelolaan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan banyak negara lain, terutama dalam konteks pemulihan pasca pandemi COVID-19.

“Banyak negara di dunia mengalami lonjakan defisit saat COVID-19, namun tidak banyak negara yang berhasil menurunkan kembali defisit. Indonesia adalah sedikit negara yang mampu menurunkan defisit fiskal,” kata Sri Mulyani saat Rapat Kerja Komite IV DPD di Jakarta, Selasa (11/6/2024). 

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memberikan contoh bahwa India mengalami lonjakan defisit dari 7,7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi 12,9 persen akibat pandemi. Hal serupa juga terjadi di Amerika Serikat, di mana defisit membengkak dari 5,8 persen menjadi 13,9 persen.

Baca juga : Targetkan Jadi Perusahaan Global, PLN Indonesia Power Rebranding 3 Anak Usaha

Indonesia tidak terkecuali. Defisit APBN pada 2019 dan 2020 meningkat dari 2,2 persen menjadi 6,1 persen terhadap PDB.

Namun, dalam kurun waktu tiga tahun setelah pandemi, Indonesia berhasil menekan defisit. Pada tahun 2023, defisit Indonesia berada di level 1,6 persen. Capaian ini jauh berbeda bila dibandingkan dengan negara lain, seperti India yang mencatat defisit 8,6 persen dan AS 8,8 persen pada tahun yang sama.

“Kita juga meningkatkan saat itu karena ekonomi terhenti dan kita membutuhkan dukungan bagi masyarakat dan pemulihan ekonomi. Namun, kita juga mampu menurunkan defisit secara sangat cepat dengan defisit yang relatif sangat kecil, sementara negara lain masih berjuang dengan tingkat defisit,” jelas dia.

Baca juga : OSO: Fasilitas Dan Dokter Indonesia Tak Kalah Hebat Dari Luar Negeri

Sri Mulyani juga menyoroti kemampuan Pemerintah Indonesia dalam mengelola rasio utang pada level yang relatif rendah, yakni di kisaran 39 persen hingga 40 persen sepanjang 2020 hingga 2023.

Sebaliknya, negara lain mencatatkan rasio utang terhadap PDB dengan level yang cukup tinggi. India berkisar antara 81 persen hingga 88 persen, sementara Amerika Serikat melampaui 100 persen.

"Kita berusaha untuk tetap menjaga rasio utang pada level yang tetap rendah," ujar Menkeu.

Baca juga : Indonesia Masih Tunggu Lampu Hijau Dari PBB

Adapun untuk 2025, Kementerian Keuangan membidik defisit di kisaran 2,45 persen hingga 2,82 persen. Kenaikan pendapatan negara ditargetkan berada pada rentang 12,14 persen hingga 12,36 persen, sementara belanja negara di kisaran 14,59 persen hingga 15,18 persen.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.