Dark/Light Mode

Lindungi Anak-anak Dan Remaja Di Ruang Digital

Penanganan Cyberbullying Harus Dilakukan Kolektif

Sabtu, 5 Juli 2025 07:25 WIB
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan (keempat kanan) dan Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Isyana Bagoes Oka (ketiga kiri) dalam acara screening Film Cyberbullying, di Jakarta. (Foto: Dok. Kementerian PPPA)
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan (keempat kanan) dan Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Isyana Bagoes Oka (ketiga kiri) dalam acara screening Film Cyberbullying, di Jakarta. (Foto: Dok. Kementerian PPPA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ancaman perundungan siber atau cyberbullying semakin menghantui ruang digital yang kerap diakses anak dan remaja. Pemerintah menilai, penyelesaian masalah ini tak bisa diserahkan kepada satu atau dua pihak saja. Butuh kerja kolektif lintas sektor demi perlindungan yang nyata.

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA) Veronica Tan menegaskan, penanganan kasus cyberbullying mesti meli­batkan semua elemen, Pemerin­tah, orang tua, sekolah hingga masyarakat sipil.

“Semua harus turun tangan. Anak-anak kita harus dilindungi,” kata Veronica dalam pernyataan resminya yang diku­tip, Jumat, (4/72025).

Menurutnya, langkah pre­ventif memang penting, tetapi tak cukup. Yang juga mendesak adalah kemampuan bersama dalam menangani anak dan keluarga yang sudah telanjur terdampak.

Baca juga : Ketua Dan Sekretaris PPP Mulai Saling Menjatuhkan

“Edukasi itu penting. Tapi saat kejadian sudah terjadi, kita juga harus tahu bagaimana mendampingi anak, memban­tunya bangkit kembali dan menyembuhkan luka yang ditinggalkan,” ujarnya.

Perempuan kelahiran Medan itu meyakini, jika semua pihak bergerak bersama, mata rantai perlindungan terhadap anak di ruang digital akan terbentuk lebih kuat.

“Kita perlu membangun eko­sistem yang saling mendukung agar anak-anak Indonesia aman saat berselancar di dunia maya,” tukasnya.

Senada, Wakil Menteri Kepen­dudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudu­kan dan Keluarga Berencana Nasional (Wamendukbangga/Wakil Kepala BKKBN) Isyana Bagoes Oka menilai, tantangan dunia anak dan remaja saat ini jauh berbeda dibanding era 30 tahun lalu.

Baca juga : Dituntut 7 Tahun Penjara, Tom Lembong Keheranan

Perkembangan teknologi, terutama media sosial, mencip­takan medan baru yang penuh jebakan, termasuk potensi pe­rundungan.

“Orang tua dan lingkungan terdekat harus mulai paham dunia digital yang diakses anak-anak. Jangan sampai karena tidak tahu atau tidak mau tahu, justru memperparah situasi saat masalah terjadi,” ujar Isyana.

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan sehat antara anak dan orang tua. Terutama untuk mencegah anak terjerumus se­bagai pelaku maupun korban cyberbullying.

“Orang tua perlu dibekali cara berbicara dan memahami anak di era digital seperti sekarang,” katanya.

Baca juga : Perumahan, Pekerja Migran, Petani Tebu Bisa Dapat KUR

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menambahkan, inter­net sejatinya tak melulu membawa dampak negatif. Dengan penga­wasan yang tepat, dunia maya juga dapat menjadi ruang yang memperkaya keterampilan dan daya imajinasi anak.

“Sering kali game online di­anggap sebagai biang masalah. Tapi sebenarnya, semua ter­gantung dari bagaimana kita mendampingi. Dunia digital bisa juga menjadi ruang yang mem­bangun, jika anak-anak diarahkan dengan benar,” ujar Irene.

Dia juga menyarankan guru dan orang tua turut aktif mengawasi aktivitas digital anak, termasuk dalam memilih teman dan ruang interaksi yang aman.

“Kuncinya bukan membatasi, tapi mendampingi,” ucapnya. [SSL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.