Dark/Light Mode

Perajin Cangkul Klaten Siap Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri

Selasa, 4 Februari 2020 18:57 WIB
Menteri Teten Masduki saat meninjau desa Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, Senin (3/2). (Foto: ist)
Menteri Teten Masduki saat meninjau desa Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, Senin (3/2). (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasca diterpa masalah impor cangkul, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memastikan, para perajin logam dan las di Pulau Jawa mampu memenuhi kebutuhan cangkul di dalam negeri.

"Sesuai dengan perintah Presiden Jokowi, tidak boleh lagi impor cangkul. Cangkul harus udah selesai di era 2.0 bukan di 4.0 seperti sekarang. Saya juga sudah bicara dengan Menteri Perdagangan supaya tidak impor. Harus siap produksi sendiri," ucap Teten di depan puluhan perajin cangkul yang tergabung dalam Koperasi Industri Kerajinan Rakyat, Industri Pande Besi dan Las (Kopinkra 18) saat melakukan tinjauan di tempat pembuatan cangkup di Klaten, Jateng, Selasa (4/2).

Untuk membantu ketersediaan bahan baku cangkul sendiri, Teten telah meminta perusahaan pelat merah Krakatau Steel dalam menyediakan logam dan besi. "Sudah dikoordinasikan (dengan Krakatau Steel) dan mereka siap. Saya juga meminta harga yang kompetitif, buat perajin jangan dimahalin lah," ucapnya.

Baca juga : Pelindo III Klaim Pelayanan Sandar Pelabuhan Makin Cepat

Ketersediaan bahan baku logam dan besi untuk cangkul kata Teten, perajin cangkul yang basisnya pelaku UMKM, mampu membuat cangkul dengan kualitas baik dan bersaing dengan produk impor.

"Bapak-bapak harus bikin cangkul yang bagus ya. Jangan mudah rusak. Kalau kualitasnya jelek, tahun depan malah impor lagi. Sekarang harus bangga pakai produk dalam negeri," imbaunya.

Saat ini tercatat, kebutuhan cangkul di dalam negeri mencapai sekitar 10 juta. Jumlah itu sebut Teten, seharusnya produksi dalam negeri sudah mampu mengakomodir kebutuhan tersebut.

Baca juga : Pagi Ini, Batik Air Siap Terbang ke Wuhan Untuk Evakuasi WNI

Selama ini kebutuhan di industri UMKM terdapat sekitar 3 jutaan. Menurutnya, persoalan utama saat ini adalah penyaluran hasil produksi cangkul yang belum terfasilitasi, lantaran belum adanya mapping soal titik keberadaan para perajin yang lokasinya terpencar.

"Sekarang sudah harus terkoneksi dengan baik. Dari hulu ke hilir, produksi hingga pemasaran cangkul harus segera dibenahi," tuturnya.

Ketua Umum Kopinkra 18 Umardhani mengatakan, sebanyak 40 perajin cangkul yang tergabung di dalamnya mengaku siap memenuhi kebutuhan cangkul dalam negeri. Per bulan, koperasinya mampu menghasilkan sekitar 2 ribuan cangkul.

Baca juga : Tancap Gas Bangun Kilang, Pertamina Optimalkan Keterlibatan Industri Dalam Negeri

"Semoga rencana suplai bahan baku oleh Krakatau Steel benar-benar bisa segera dilakukan secepatnya. Karena prinsipnya, para perajin di Klaten ini siap," kata Umar. Saat ini harga cangkul yang mereka jual dibanderol mulai dari Rp 30 ribuan hingga ratusan ribu per buah. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.