Dark/Light Mode

Turunnya Angka Kemiskinan Ternoda Pencabutan Gas 3 Kg

Jumat, 17 Januari 2020 07:04 WIB
Ilustrasi gas 3 kg. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi gas 3 kg. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan turun. Sayang, kabar gembira itu ternoda lantaran pemerintah akan mencabut subsidi gas elpiji 3 kilogram (kg).

Dua hari lalu, BPS melaporkan angka kemiskinan. Hasilnya menggembirakan karena jumlah orang miskin terus menurun. Dari catatan BPS, persentase penduduk miskin pada September 2019 sebesar 9,22 atau menurun 0,44 persen di banding tahun lalu.

Jumlah orang miskin per September adalah 24,79 juta orang, menurun 0,88 juta orang di banding September 2018. Laporan tersebut tentu saja bikin pemerintah happy.

Jubir Presiden Fadjroel Rachman cepat-cepat mengumumkan keberhasilan itu di akun Twitter miliknya, @fadjroel. Kata dia, angka kemiskinan sekarang terendah dalam 20 tahun terakhir.

“Terima kasih kerja keras Presiden Jokowi dan jajaran,” kicau Fadjroel. Sejumlah follower-nya ikutan mengucapkan selamat. Meski ada juga yang mengoreksi.

Baca juga : Telekonferen dengan Perangkat Desa, Mendes Cek Realisasi dan Perencanaan Dana Desa

Seperti disampaikan staf Presiden ke-6 SBY, Ossy Dermawan. Dia menjelaskan, SBY turunkan tingkat kemiskinan dari 16,7 persen menjadi 10,9 persen dalam 10 tahun. Artinya rata-rata penurunan 0,57 persen per tahun.

Sementara rata-rata penurunan Jokowi hanya 0,3 persen per tahun. Jadi, kata dia, laporan dari BPS itu bisa dimaknai lain. “Tingkat kemiskinan terendah namun rate-nya belum sebaik dulu,” kicau @OssyDermawan.

Di tengah perdebatan itu muncul wacana kebijakan pemerintah yang menuai kontroversi, yaitu mencabut subsidi gas elpiji 3 kg. Jika kebijakan itu direalisasikan, harga gas melon itu akan melonjak sekitar Rp 35 ribu per kg.

Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan, Pemerintah tak lagi memberikan subsidi pada barang, melainkan langsung ke penerima manfaat atau masyarakat miskin. Subsidi gas elpiji 3 kg disesuaikan agar lebih menyasar kepada masyarakat miskin. Pasalnya saat ini siapa saja bisa membeli elpiji 3 kg tersebut.

Djoko memastikan, masyarakat miskin masih akan mendapatkan subsidi elpiji 3 kg ini saat pembelian dengan cara ditransfer.

Baca juga : Ada Apa Dengan Amien?

Berdasarkan survei Kementerian ESDM, rata-rata masyarakat miskin menggunakan 2-3 tabung gas elpiji 3 kg per bulan. Dengan begitu, nantinya pembelian tabung keempat dan seterusnya oleh masyarakat miskin tak lagi disubsidi.

Dengan kebijakan ini, pemerintah bisa menghemat subsidi hingga 15 persen jika direalisasikan pada pertengahan tahun ini. Subsidi Elpiji 3 kg tahun ini dialokasikan sebesar Rp 50,6 triliun. “Kalau Januari katakan tahap awal sekitar 30 persen (penghematannya),” kata Djoko.

Djoko menegaskan, rencana ini belum diputuskan karena Kementerian ESDM masih berkoordinasi dengan kementerian lainnya terkait jumlah penerima subsidi hingga skema penya lurannya secara resmi.

Rencana langsung mendapat kritikan. Ketua Asosiasi Usaha UMKM Indonesia (Akumindo), M Ikhsan Ingratubun menilai, kebijakan ini tidak pro kepada UMKM. Kata dia, UMKM masih menggunakan gas 3 kg untuk mengurangi biaya produksi.

Jika subsidi dicabut, bagaimana UMKM bisa bertahan. Ikhsan juga menilai kebijakan ini berlawanan dengan Undang-undang pemberdayan UKM. Mestinya, undang-undang itu didukung dengan kebijakan yang sama, bukan yang berlawanan.

Baca juga : Bhayangkara FC Pastikan Jadi Peserta Turnamen Pramusim di Kamboja

Ikhsan menjelaskan, jumlah pengusaha UMKM saat ini sekitar 25 juta. Umumnya masih menggunakan gas elpiji 3 kg. Jika gas melon dibatasi, dampaknya akan sangat terasa. Biaya produksi bisa lebih tinggi.

Pengamat sosial dari Universitas Padjajaran Bandung, Budi Radjab mengatakan, kebijakan ini sangat tidak relevan dengan keinginan pemerintah mengurangi jumlah orang miskin. Padahal, program gal elpiji awalnya diluncurkan untuk orang miskin. Kok sekarang dicabut.

“Ini menodai turunnya angka kemiskinan yang digembor-gemborkan pemerintah,” kata Budi. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.