Dark/Light Mode

Tangani Wabah Corona, Kemenristek Gandeng 165 Peneliti Diaspora

Sabtu, 11 April 2020 10:38 WIB
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Brodjonegoro (Foto: Istimewa)
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Brodjonegoro (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) menggandeng 165 ilmuwan diaspora menangani pandemi virus Corona (Covid-19). Salah satunya, untuk mencari solusi mengenai persoalan ekonomi.

Para ilmuwan itu tersebar di 20 negara. Paling banyak berasal dari Amerika Serikat (AS) sebanyak 38 peneliti, dan Australia 30 orang. Mereka berasal dari berbagai macam disiplin ilmu.

“Tahun ini, topik penelitian yang diusulkan agar fokus mendukung penanganan permasalahan Covid-19 mulai dari public health, medicine, engineering, pemanfaatan big data, dan bagaimana penanganan masalah ekonomi setelah pandemi berakhir, serta ketahanan sosial masyarakat,” ungkap Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro melalui konferensi video, Kamis (9/4) malam.

Baca juga : Jangan Biarkan Corona Meluas

Bambang menjelaskan, para peneliti diaspora akan bermitra dengan peneliti di Indonesia guna melahirkan inovasi yang lebih baik.

Setiap kegiatan penelitian harus memberikan kontribusi ilmiah yang signifikan bagi ilmu pengetahuan, serta menjadi solusi terhadap permasalahan nasional.

“Saya berharap, peneliti diaspora yang tersebar di banyak negara dapat berkontribusi demi kemajuan bangsa. Terutama untuk penanganan Covid-19 di Indonesia,” imbuhnya.

Baca juga : Di Tengah Corona, Smart Billing BRI Tumbuh 173 Persen

Bambang mengatakan, pihaknya melibatkan para diaspora Indonesia sebab keberadaan mereka yang tersebar di banyak negara selama ini terabaikan.

Karena itu perlu upaya mensinergikan potensi yang dimiliki para diaspora agar dapat memberikan karya terbaik untuk Indonesia.

“Indonesia memiliki potensi Sumber Daya Manusia (SDM) ungul yang tersebar di banyak negara. Mereka tersebar di seluruh dunia, seperti di Amerika Serikat, Kanada, negara-negara Eropa, Jepang, Australia, serta Timur Tengah,” jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.