Dark/Light Mode

Tangani Corona, Menko PMK Konsultasi Ke Pakar Permodelan

Selasa, 7 April 2020 06:26 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memimpin Rapat Pemodelan covid-19 melalui telekonferensi di Jakarta, Senin (6/4). (Foto : Humas Kemenko PMK)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memimpin Rapat Pemodelan covid-19 melalui telekonferensi di Jakarta, Senin (6/4). (Foto : Humas Kemenko PMK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Belum terbendungnya penyebaran virus corona di Tanah Air membuat Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berpikir keras. Terbaru, eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut menggelar diskusi dengan para pakar permodelan dari sejumlah universitas ternama untuk penguatan penetapan kebijakan terkait penanganan corona.

"Di kesempatan diskusi ini kami meminta para pakar agar dapat secara berkala memberikan update mengenai status-status covid-19. Ini mengingat jumlah kasus yang terdeteksi saat ini ibarat fenomena gunung es, atau angkanya jauh lebih besar daripada yang terdeteksi saat ini," kata Muhadjir saat memimpin Rapat Permodelan covid-19 melalui telekonferensi di Jakarta seperti dalam rilis yang diterima RMco, Senin (6/4).

Muhadjir meyakini, meski angka yang terdeteksi saat ini sudah tergolong cukup tinggi, jumlahnya masih akan terus meningkat hingga beberapa waktu kedepan. Namun, pemerintah telah mengambil beberapa langkah serius untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Salah satunya dengan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang tidak hanya mempertimbangkan faktor kesehatan saja. Tapi juga mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi baik di saat maupun pasca wabah.

Baca juga : Menteri Agama Minta Zakat Dibayar Sebelum Ramadhan

"Jadi intinya tidak ada sedikitpun keinginan pemerintah untuk melepas kasus ini. Kami justru berharap dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi bersatu melawan covid-19," ujarnya.

Sementara, Pakar Pemodelan serta Tim Ahli dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono berpendapat, kebijakan PSBB yang telah ditetapkan pemerintah harus dijalankan secara agresif guna mengantisipasi ledakan kasus. Karena dikhawatirkan, apabila ledakan itu terjadi dalam tempo yang sama, fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) tidak akan mencukupi.

"Kebijakan yang diambil harus dua langkah di depan virus. PSBB sebaiknya langsung diberlakukan secara nasional," cetusnya.

Baca juga : Menteri Erick Tinjau Kesiapan RSPJ Menjadi RS Rujukan Covid-19

Pakar Pemodelan dari Universitas Negeri Solo (UNS) Prof. Sutanto juga khawatir akan terjadi ledakan kasus di daerah ketika musim mudik lebaran mendatang. Menanggapi itu, Tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menyarankan pemerintah segera mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi hal itu.

"Batasi pergerakan, waspadai kasus yang tidak dilaporkan, komunikasi terus menerus agar masyarakat aware, namun tetap waspadai dampak terhadap ketahanan pangan," tutur Pakar Permodelan IPB.

Tim Pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Brawijaya, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat, Tim Alumni Matematika UI turut mengungkapkan pendapat, prediksi, serta rekomendasi untuk memperkuat implementasi kebijakan penanganan corona.

Baca juga : Sakit Kanker Lambung dan Corona, Seksolog Kondang Naek L Tobing Berpulang

Hadir dalam pertemuan tersebut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Wisnu Widjaja,  Seskemenko PMK, Seluruh Deputi dan Staf Ahli Menteri di Kemenko PMK, dan Staf Khusus Menko PMK. [DNU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.