Dark/Light Mode

BPS: Data Tunggal Produksi Pangan Nasional Telah Digunakan Kementan

Minggu, 3 Mei 2020 18:48 WIB
Petani menggunakan alat mesin panen
Petani menggunakan alat mesin panen

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Badan Pusat Statistik (BPS) Kadarmanto menyatakan, data tunggal untuk produksi pangan nasional telah digunakan. Data tersebut juga yang digunakan Kementerian Pertanian (Kementan) mengenai produksi padi, yang merupakan data yang sama dengan data yang selama ini digunakan BPS.

“Karena setiap bulan setelah kami amati melalui KSA (Kerangka Sample Area) langsung kami kirim ke Kementan melalui Pusdatin (Pusat data dan Informasi) Kementan. Jadi memang kami sepakat dengan kualitas datanya Pusdatin. Setiap bulan kami selalu berkoordinasi dengan mereka," ujar Kadarmanto di Jakarta, Minggu (3/5).

Kadarmanto menjelaskan, data yang sama juga dikirim kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) dan sejumlah lembaga negara lainnya sebagai komitmen Satu Data yang disepakati Desember 2019.

“Bahkan untuk produksi padi datanya kita sampaikan juga ke Bulog. Jadi kami selalu berkoordinasi dengan Pusdatin Kementan dan atau kementerian lembaga lainnya terkait update data pangan dan lainnya" katanya.

Baca juga : Peringatan KPK: Bansos Covid-19 Jangan Dimanfaatkan untuk Kepentingan Pilkada

Sementara mengenai pernyataan Presiden yang mengatakan adanya minus produksi di 7 provinsi, Kadarmanto mengatakan, data tersebut merupakan data bulanan BPS, yang juga digunakan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan.

“Sebetulnya data yang minus itu ketersediaan. Kami di BPS hanya menyampaikan produksi bulanan. Nah yang ketersediaan itu mungkin digunakan BKP. Tapi kalau data kita selalu disampaikan ke Pusdatin. Jadi persoalan data kami dipakai siapa, wewenang Pusdatin Kementan," katanya menegaskan.

Kadarmanto menambahkan, perhitungan surplus dan defisit sebagian besar memang dipengaruhi oleh kebutuhan tingkat konsumsi masyarakat. Misalnya, kata dia, kebutuhan konsumsi di bulan puasa dan Lebaran cendrung meningkat, apabila terjadi defisit maka hal itu masih dalam posisi wajar.

“Untuk menghitung surplus-defisit memang sangat dipengaruhi beberapa hal terutama di kebutuhan atau konsumsinya. BPS hanya menghitung surplus defisit produksi saja. Yaitu total produksi dikurangi total konsumsi/kebutuhan," katanya.

Baca juga : Chandra Asri Produksi Bahan Baku Masker Dan APD

Di sisi lain, Kadarmanto mendukung upaya Kementan dalam memperbaiki sistem distribusi yang selama ini dinilai menjadi pemicu defisit pangan. Namun di samping itu, Kementan diharapkan melakukan pengecekan Delta Stok di gudang-gudang pangan Indonesia.

“Jadi Kalau saya perhatikan perlu dicek di Delta Stock dan memperbaiki pola distribusi. Sehingga, ini bisa digunakan sebagai acuan ketersediaan. Jadi apabila ditambahkan stok bulog, maka harus dipastikan juga bahwa yang di Bulog itu adalah hasil impor sementara Serap Gabah (Serap Gabah), termasuk pengadaan dalam negeri yang sudah termasuk dalam produksi. Toh, secara nasional kita masih surplus produksi," tutupnya.

Sebelumnya, Kementan memperkirakan produksi beras pada Juni mendatang surplus 6,4 juta ton. Perkiraan ini didasarkan pada produksi dan kebutuhan konsumsi bulanan, serta memperhitungkan stok yang ada.

Adapun stok pada akhir Maret 2020 terhitung sebanyak 3,45 juta ton. Rinciannya stok dari Bulog 1,4 juta ton, penggilingan 1,2 juta ton, pedagang 754.000 ton, dan di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) 2,939 ton. Itu pun belum termasuk stok di masyarakat lainnya, seperti di rumah tangga dan horeka.

Baca juga : Politikus PAN Sukiman Divonis 6 Tahun Penjara

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan, saat ini pihaknya terus menjaga ketersediaan pangan khususnya pada 11 komoditas bahan pokok. 

Di samping itu, Mentan juga sedang mengintensifkan berbagai kerja sama dengan kementerian, lembaga dan unsur terkait agar ketersediaan dan distribusi pangan tetap terjaga. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.