Dark/Light Mode

Antisipasi Harga Cabai Bergejolak Jelang Panen Raya

Kementan Siapkan 10 Jurus Jitu Stabilisasi Harga Dan Pasokan CabaiSejumlah

Selasa, 12 Februari 2019 18:10 WIB
PANEN CABE: Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi (ketiga kiri) saat panen raya cabai bersama mitra kerja diantaranya Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Djohan, Fraksi Golkar HM. Salim Fakhry dan A. A. Bagus Adhi Mahendra, Fraksi PDIP Agustina Wilujeng Pramestuti, dan dari Fraksi Gerindra Oo Sutisna, di kawasan pertanian sayuran di Kota Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.
PANEN CABE: Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi (ketiga kiri) saat panen raya cabai bersama mitra kerja diantaranya Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Djohan, Fraksi Golkar HM. Salim Fakhry dan A. A. Bagus Adhi Mahendra, Fraksi PDIP Agustina Wilujeng Pramestuti, dan dari Fraksi Gerindra Oo Sutisna, di kawasan pertanian sayuran di Kota Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah sentra penghasil cabai tengah menghadapi panen raya. Sayangnya, kondisi ini menyebabkan harga komoditas cabai bergejolak. Di tengah perkembangan situasi ini, Kementerian Pertanian (Kementan) pastikan tidak tinggal diam. Melalui Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, pemerintah berupaya melakukan konsolidasi untuk mencari solusi yang cepat, tepat dan bisa dieksekusi agar panen raya cabai ini bisa menguntungkan bagi para petani.

“Pada tanggal 4 Februari 2019 kami telah mengumpulkan petani cabai andalan yang tergabung dalam champion cabai dari 20 dinas pertanian kabu-paten sentra utama, dinas pertanian sentra cabai, KTNA, HKTI dan Satgas Pangan,” ungkap Direktur Jenderal Hortikultura, Kementan, Suwandi di Jakarta, Selasa (5/2) lalu.

Menghadapi masalah harga cabai, Suwandi memaparkan beberapa alternatif pilihan. Pertama, mendorong sektor hilir, seperti logistik distribusi, substitusi bahan olahan industri dengan cabai lokal, pengem-bangan industri olahan skala rumah tangga. “Kedua, kita bangun koordinasi dengan pihak asosiasi penerbangan Indonesia untuk subsidi biaya kargo dan mendorong peme rintah daerah tetap menginisiasi pasar lelang cabai,” tuturnya Dirjen termuda di Kementerian Pertanian ini.

Baca juga : Duh, Panti Asuhan Jadi Gedung Olahraga

Ketiga, membangun sinergitas dengan semua lembaga terkiat dan pemangku kepentingan. Sebab untuk menyelesaikan se-mua masalah tidak bisa sendiri-sendiri, tapi perlu dukungan dari berbagai sektor. “Bahkan yang terpenting saat ini agar ongkos kargo pesawat untuk mengirim ke luar Jawa lebih murah. Saat ini banyak dikeluhkan naiknya biaya angkut pesawat,” imbuhnya.

Suwandi menyampaikan agar petani mengikuti 10 jurus stabilisasi pasokan dan harga stabil. 10 jurus tersebut yakni, pertama, gunakan benih unggul sehingga produksi dan provitas naik. Kedua, ikuti anjuran manajemen pola tanam, diversifikasi tanam dan tumpang sari dari petani champion. Ketiga, pupuk organik ramah lingkungan dibuat sendiri sehingga efisien biaya keempat, pestisida hayati ramah lingkungan dibuat sendiri.

Kelima, terapkan cara pasca panen yang baik. Keenam, hilirisasi olahan pasta, goreng dan lainnya dengan skala rumah tangga dan usaha kecil. Ketujuh, lanjutnya, membangun kemitraan dengan usaha olahan dan pasar. Kedelapan, membentuk koperasi se hingga terkoordinir, teknologinya seragam dan hasil pasarnya bersama-sama. Kesembilan, membentuk pasar lelang di level farmgate sehingga petani peroleh harga tertinggi, cash and carry dan tercipta one region produk bersama champion.

Baca juga : Kini, BBM Benar Benar Melegakan

“Dan terakhir, membangun sistem logistik dan coldstorage untuk menyimpan produk dalam jumlah besar untuk memasok antar pulau maupun ekspor,” jelasnya.Suwandi menuturkan, Ke-mentan bersama Pemda dan Penyuluh membina petani untuk efisiensi input dengan cara memproduksi sendiri pupuk organik dan pestisida hayati ramah lingkungan, memfasili-tasi benih unggul sarana pasca panen sesuai skala prioritas.

“10 jurus tersebut sebagian merupakan solusi jangka pendek dan sebagian solusi jangka menengah dan panjang,” lanjut bekas Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan ini. Dari hasil koordinasi den-gan berbagai pihak, dihasilkan beberapa solusi yang bersifat jangka pendek, menengah dan panjang. Jangka pendek yang bisa dilakukan antara lain melakukan evaluasi impor cabe olahan, menjalin kemitraan dengan industri makanan, mencari alternatif angkutan yang lebih murah.

Untuk jangka menengah meningkatkan provitas untuk me-nekan BEP dan pengembangan industri olahan. "Sedangkan untuk jangka panjang bisa di-lakukan dengan penumbuhan unit pengolahan atau BUMD dengan dukungan logistik modern,” tutur Suwandi.

Baca juga : Moeldoko : "Revolusi Jari" Merusak Kerja Keras Pemerintah

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Ismal Wahab menambahkan beberapa solusi yang sifatnya mendasar dalam menjaga stabilisasi harga. Yakni terlebih dahulu menghitung tingkat kebutuhan perwilayah. “Baru kita hitung berapa yang harus kita tanam,” ujar Ismail.Menurut Ismail, penanaman cabai pun harus tetap berbasis kawasan, namun harus dihi-tung berdasarkan kapasitas ke butuhan di masing-masing daerah.

“Kuncinya satu, tingkat kepatuhan manajemen pola tanamnya harus dikawal ketat,” tegasnya.Sementara itu, Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid menegas-kan pelaku usaha cabai Indonesia harus mampu mengembangkan diri baik teknologi maupun pemasaran. Hasilnya, banyak permasalahan cabai yang bisa dielesaikan dan minimal dapat mengurangi resiko kerugian aki-bat harga fluktuatif.

“Yang jadi masalah sebenarnya bukan harga yang murah saja, tetapi biaya produksi kita yang mahal. Nah kita harus bisa mengurangi biaya usaha tani agar cabai dan petani kita bisa tetap eksis,” tuturnya. [TIM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.