Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Stabilkan Harga, Kementan Distribusikan Bawang Merah Ke Daerah Non Sentra

Kamis, 21 Mei 2020 19:19 WIB
Bawang merah asal Cirebon siap dipasok ke daerah yang mengalami fluktuasi harga
Bawang merah asal Cirebon siap dipasok ke daerah yang mengalami fluktuasi harga

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mendorong pemerataan pasokan bawang merah. Tujuannya tak lain untuk mengendalikan harga yang terpantau menguat di berbagai daerah.

Salah satu upaya yang dilakukan yakni melalui dukungan distribusi bahan pangan pokok untuk petani yang terdampak Covid-19. 

Pasokan bawang merah yang berada di sentra produksi utama akan didistribusikan ke daerah non-sentra yang berpotensi mengalami kekurangan pasokan. Dengan begitu, harga digadang bisa berangsur normal kembali.

“Kami di Ditjen Hortikultura telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung distribusi pangan terutama produk hortikultura strategis, dari petani terdampak ke pasar tujuan. Ini bagian dari wujud komitmen Bapak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo,red) untuk menjamin ketersediaan pangan pokok aman terkendali, terlebih saat pandemi Covid-19,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto di Jakarta, Rabu (20/5).

Menurutnya, saat ini bawang merah menjadi prioritas untuk dilakukan intervensi distribusi yang terhambat karena kendala transportasi dan pengangkutan selama diterapkannya pembatasan wilayah. Kondisi ini berdampak pada tidak meratanya distribusi bawang merah dan kenaikan harga selama masa pandemi.

Baca juga : BGR Distribusikan Dagangan PT Berdikari Ke Pelaku UKM

Untuk itu, lanjut Prihasto, mulai Rabu (20/5) akan didistribusikan bawang merah dari Cirebon ke Palembang sebanyak 15 ton. Menyusul segera pengiriman 42 ton lagi ke Sumatera dari Brebes. Selanjutnya akan terus berlanjut menyusul ke kota-kota lain utamanya Sumatera dan Indonesia Bagian Timur.

Pihaknya berharap langkah konkret tersebut mampu mengendalikan harga bawang merah di pasaran, terutama di kota-kota besar luar Jawa.

Senada, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Yasid Taufik saat ditemui di sela-sela acara pelepasan distribusi bawang merah di Gebang, Cirebon menegaskan, akan mendorong pemerataan distribusi bawang merah.

“Harga terjangkau, pasokan merata itu kuncinya. Produksi bawang merah memang tidak sama satu daerah dengan daerah lainnya. Tidak bisa dipaksakan tanam di semua daerah. Penataan distribusi menjadi sangat penting dilakukan," kata Yasid.

Saat ditanya sampai kapan kegiatan ini dilakukan, Yasid menyebut, sampai harga bawang merah berada di harga yang wajar.

Baca juga : Bantu Warga, Kementan Salurkan Bantuan Sembako Hingga Benih Sayur Dan Buah

“Subsidi biaya transportasi ini bagian dari langkah kita mengharmonisasikan harga, apalagi di masa turbulensi Covid-19. Targetnya sampai harga di daerah tersebut wajar," sebutnya.

Rencananya, bawang merah yang disubsidi transportasinya tersebut dijual di eceran dengan harga Rp 43.000-Rp 44.000 per kg. Saat ini harga bawang merah eceran di pasar Kota Palembang masih berkisar Rp 55.000 per kg.

Pasokan Sepanjang Tahun

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Ali Efendi menyatakan, daerahnya merupakan salah satu sentra produksi bawang merah utama di Jawa Barat. 

Menurut Ali, keunggulan bawang Cirebon adalah bisa memproduksi bawang merah sepanjang tahun. Tiap bulan minimal ada pertanaman 300 hektar. 

Baca juga : Tembus Ekspor Ke Timur Tengah, Bisnis Pasta Bawang Merah Brebes Kian Sedap

“Bahkan surplus produksinya mencapai 29 ribu ton setahun. Harga bagus saat ini tentu menguntungkan petani setelah beberapa waktu lalu mereka mengalami kerugian cukup besar akibat anjloknya harga," imbuhnya.

Dikonfirmasi langsung di lahan miliknya, petani bawang merah Pabedilan Cirebon, H Jaya mengaku, menikmati untung dengan harga saat ini.

“Saat ini harga di petani Rp 35 ribu-Rp 38 ribu per kilo. Kalau panenannya bagus, petani bisa untung ratusan juta per hektarnya. Petani pun inginnya harga stabil dan tidak memberatkan semuanya," ungkap Jaya, senang. 

Meski harga tinggi, diakuinya produktivitas panen mengalami penurunan dari rata-rata 10 ton per hektar menjadi hanya 6-8 ton per hektar. "Akibat cuaca yang kurang bagus," pungkasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.