Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Perbaikan data yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui operasional Agriculture War Room (AWR) mendapat apresiasi dan sambutan baik dari Institute Agroekologi Indonesia (INAgri). INAgri menilai, AWR adalah perangkat pertanian modern yang mampu menjangkau data nasional secara valid, tepat dan akurat.
"Terobosan ini sangat bagus karena selama ini kita selalu bermasalah dengan data. Misalnya luas baku lahan sawah, distribusi pupuk, luas panen, posisi panen di mana saja dan berapa banyak distribusi yang disalurkan. Nah, dengan hadirnya AWR, ini adalah harapan dan solusi bagi petani dalam hal pengambilan keputusan strategis berbasis data yang valid," ujar Dewan Pembina INAgri, Achmad Yakub, Rabu, Rabu (13/5).
Baca juga : Kementan Dorong Percepatan Tanam Bawang Merah
Menurut Yakub, tantangan Kementan dalam mengirim data dan informasi bukan lagi menjadi persoalan serius yang jadi polemik di sana-sini. Justru, kemampuan AWR malah menjadikan tantangan pertanian sebagai pemicu tumbuhnya produksi nasional.
"Dengan data maka petani tidak terganggu produksinya. Di sisi lain, pemerintah juga bisa mengetahui kapan saatnya ekspor, kapan impor, di mana panen dan berapa hasilnya, lalu di mana daerah surplus dan defisit supaya ada distribusi yang baik," katanya.
Baca juga : Antara Ajaran Islam dan Budaya Arab
Di samping itu, program Kementan dalam penyediaan pangan melalui pasar murah berbasis mitra tani yang tersebar di seluruh indonesia juga sangat berpengaruh pada stabilnya harga pasar yang merugikan petani dan konsumen.
"Inovasi ini secara tidak langsung saling berkaitan juga dengan AWR dan program strategis lainya. Jadi, peryama produksinya aman, kedua harganya layak, ketiga petani lebih sejahtera dan terakhir antara petani dan konsumen selalu happy," katanya.
Baca juga : Mentan Canangkan Gerakan Tanam Padi Jagung Serentak Se-Indonesia
Meski demikian, Yakub mengingatkan agar pemerintah terus waspada terhadap peringatan Food and Agriculture Organization (FAO) mengenai krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi corona.
"Yang harus dijaga adalah jangan sampai daya beli masyarakat menurun. Antisipasi ini bisa dilakukan dengan menjaga sentra pangan di Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan pulau lain yang memiliki potensi pertanian," tutupnya. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya