Dark/Light Mode

Lewat Tumpang Sari, Petani Cabe Tetap Raup Untung Di Tengah Fluktuasi Harga

Sabtu, 13 Juni 2020 16:54 WIB
Budidaya Tumpang Sari Cabe dan Tomat
Budidaya Tumpang Sari Cabe dan Tomat

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen terus melindungi petani cabe dari fluktuasi harga. Kementan, melalui Direktorat Jenderal Hortikultura menyiapkan sejumlah upaya antisipatif. Salah satunya melalui teknik budidaya Tumpang Sari

Tumpang sari sebenarnya sudah biasa dilakukan petani. Namun yang perlu diperhatikan adalah jenis yang ditanam dan waktunya. Kapan bisa dilakukan tumpang sari. 

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan Tommy Nugraha menjelaskan, Direktorat Jenderal Hortikultura secara rutin setiap bulan memberikan peringatan dini ke seluruh Dinas Pertanian Provinsi, melalui data Early Warning System (EWS). Ini sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) di tiap kesempatan. 

“Untuk memantau ketersediaan cabe hingga tiga bulan ke depan. Dinas Pertanian diharapkan menyosialisasikannya ke seluruh petani di wilayahnya sehingga petani dapat mengatur pertanamannya, " ujar dia melalui keterangan tertulis, Jumat (12/6).

Baca juga : Liga Spanyol : Yang Masih Pesta-pesta, Dipaksa Masuk Karantina

Tommy mengatakan, jika surplusnya diprediksi akan tinggi, maka ada kemungkinan harga jatuh sehingga petani dapat mengantisipasi kerugian. “Salah satunya dengan tumpang sari," tambah dia. 

Selain untuk mengantisipasi kerugian karena rendahnya harga dari satu produk, tumpang sari juga memiliki banyak manfaat lainnya. Seperti optimalisasi pengunaan lahan, hemat lahan dan hemat biaya pengolahan lahan karena dalam satu lahan bisa ditanami lebih dari satu komoditas, serta dapat meminimalisir pertumbuhan rumput-rumput liar. 

Menurut Tommy, budidaya cabe dapat ditumpang sari dengan berbagai jenis sayuran lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi termasuk umur panennya lebih pendek. Seperti bawang merah, bawang daun, kubis, sawi, caisin, tomat, dan masih banyak tanaman lainnya untuk ditanam secara tumpang sari. 

“Dengan demikian, selama menunggu cabenya panen, petani memperoleh pendapatan dari hasil panen komoditas lainnya. Jika pada saat panen harga cabenya jatuh, harapannya petani masih mendapat untung dari komoditas lainnya," beber dia. 

Baca juga : Pendapatan Berulang Stabil, Penyebab Kinerja SILO Tetap Positif

Sebagai contoh, Juhara - champion cabe asal Bandung saat dihubungi pada kamis (11/6) mengatakan, dirinya saat ini tanam cabe tumpangsari dengan sawi, kubis, dan tomat seluas 4 hektare. Meskipun harga cabe murah, dia tidak khawatir karena ada substitusi pendapatan dari sayuran lainnya.

“Alhamdulillah meskipun harga cabe jatuh, saya masih mendapat keuntungan dari hasil panen tomat. Harga tomat saat ini sedang tinggi-tingginya. Mencapai Rp 6.000 - 9.000 per kilogram sementara BEPnya hanya Rp 2.000,- per kilogram,” ungkap Juhara, bangga.

Tak hanya Juhara, champion cabe di Kabupaten Sumedang, Aseng juga memiliki cerita yang sama. Pihaknya saat dihubungi terpisah, mengatakan bahwa saat ini harga cabe keriting lagi jatuh, namun dia masih untung karena pertanaman cabainya ditumpangsari dengan tomat. 

“Luasnya 10 hektare tomat dengan produktivitas 25-30 ton per hektare dan harga Rp 6.000,- kilogram. Alhamdulillah hasilnya kami sudah dua kali ibadah umroh bersama keluarga tercinta," beber dia. 

Baca juga : Bos OJK: Sektor Keuangan Tetap Stabil Di Tengah Covid-19

Dia bersyukur meskipun harga cabe merah keriting saat ini anjlok, tanamannya tetap terawat.

“Untungnya saya tumpang sari dengan tomat sehingga saya masih memperoleh pendapatan dari tomat yang harganya saat ini cukup tinggi yakni Rp 6.000 per kilogram," tandasnya. 

Tommy berharap pengalaman petani-petani unggul tersebut dapat dicontoh dan dilakukan oleh petani-petani lainnya.

“Petani harus pandai membaca peluang dan memilih jenis komoditas yang sedang tidak banyak ditanam. Namun juga tetap memperhatikan dan mengatur pola tanam, modifikasi budidaya cabe dengan tumpangsari perlu dilakukan agar petani tetap untung,” tutup Tommy. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.