Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Antisipasi Ketersediaan Bawang Putih, Kementan Perkuat Early Warning System

Kamis, 23 Juli 2020 10:28 WIB
Kawasan budidaya bawang putih/Ist
Kawasan budidaya bawang putih/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan Early Warning System (EWS) guna mengantisipasi ketersediaan komoditas bawang putih dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) serta keadaan iklim yang tidak kondusif. 

Bawang putih merupakan komoditas hortikultura strategis yang sedang dikembangkan secara intensif. Namun demikian, praktek di lapangan seringkali terjadi berbagai masalah yang dapat menurunkan jumlah produksi. Salah satunya adalah perubahan ekosistem pertanian dan pola budidaya termasuk perubahan iklim (kekeringan/banjir).

Kondisi ini ikut berdampak terhadap perkembangan populasi, jenis dan status OPT serta keadaan keseimbangan musuh alami.

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto dalam keterangannya, Rabu (22/7) menjelaskan,  Data EWS Perlindungan Hortikultura telah dilakukan pada wilayah sentra utama pengembangan hortikultura.

Baca juga : Antisipasi Kelangkaan Saat Musim Tanam, Pupuk Kaltim Siapkan Urea Non Subsidi

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk selalu menekankan pentingnya basis data yang kuat dan akurat sebagai acuan awal dan akhir. Terkait data pertanian ini, Kementan berkoordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Pemerintah Daerah (Pemda) dan instansi terkait lainnya.

Untuk komoditas bawang putih, wilayah EWS dipantau sebanyak 30 Kabupaten/Kota sebagai daerah sentra utama penyangga produksi nasional, baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa.

“Kami harapkan dengan terpantau dan terkawalnya lokasi ini, maka 75 persen-80 persen luas tanam dan produksi bawang putih nasional aman. Data ini kami kawal dengan ketat dan dilaporkan oleh Direktorat Perlindungan Hortikultura secara periodik per 2 minggu,” ujar Prihasto.

Dijelaskan Prihasto, Data OPT tersebut meliputi Luas Tambah Serangan (LTS), Luas Keadaan Serangan (LKS) dan Luas Pengendalian (LP) OPT. Pantauan ini dilaporkan secara rutin sebelum tanggal 5 dan tanggal 20 bulan berjalan oleh Koordinator POPT Kabupaten (Kortikab). Berikutnya, dilaporkan ke sekretariat Satgas Perlindungan Kementerian Pertanian.

Baca juga : Program Kemitraan Bikin Petani Bawang Putih Untung

Saat ini OPT yang dominan pada tanaman bawang putih yaitu bercak ungu/trotol, layu fusarium dan ulat daun (Spodoptera exigua), namun demikian masih terkendali. OPT yang diwaspadai pada musim kemarau adalah ulat daun karena serangannya lebih banyak terjadi di musim kemarau. 

Senada, Direktur Perlindungan Hortikultura Sri Wijayanti Yusuf menjelaskan bahwa dalam mengawal lokasi EWS bawang putih tersebut, pihaknya secara intensif berkoordinasi dengan kepala UPTD BPTPH Provinsi dan Kortikab POPT di Kabupaten/Kota sentra.

Caranya dengan melakukan langkah konkret di lapangan yaitu mendorong penerapan budidaya tanaman sehat, pemilihan benih varietas tahan yang sehat dan bebas OPT, pencelupan benih sebelum tanam dengan mikroba perakaran / Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), penggunaan perangkap likat kuning, perangkap feromon seks, lampu perangkap, shading net serta pengendalian dengan menggunakan agens hayati (Trichoderma spp).

“Untuk mengendalikan penyakit tular tanah seperti layu fusarium,” tambahnya. 

Baca juga : DPR Apresiasi Kesigapan Baznas Kumpulkan Zakat Di Masa Pandemi

Bahan pengendali yang ramah lingkungan ini juga dapat petani peroleh melalui klinik PHT atau LPHP wilayah setempat.

Yanti menambahkan, Kementan terus mendorong sosialisasi dan penerapan pengendalian OPT sesuai dengan sistim Pengendalian Hama Terpadu (PHT), pembinaan dan pendampingan pengendalian OPT. Baik oleh pusat (Direktorat Perlindungan Hortikultura) maupun daerah (Dinas Pertanian dan UPTD BPTPH Provinsi).

Secara nasional, data EWS disesuaikan hitungannya berdasarkan produksi rogol kering askip. Prediksi Ditjen Hortikultura pada Bulan Juni-Oktober 2020 terdapat produksi sebanyak 28.910 ton. 

Seluruh produksi bawang putih yang dihasilkan diasumsikan seluruhnya dijadikan benih untuk pertanaman selanjutnya. Angka produksi ini harus terus dilakukan pengawalan oleh petugas POPT di tingkat lapang dengan cara menurunkan tingkat serangan OPT untuk mengamankan produksi komoditas bawang putih nasional. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.