Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Jam 10 Pagi Ini, Jenazah Artidjo Dikebumikan Di Komplek Pemakaman UII Yogyakarta
- PPKM Mikro Di Jakarta Mulai Hari Ini, Headway MRT Jadi 10 Menit
- Berlaku Hari Ini, Ini Daftar Mobil Yang Dapat Diskon PPnBM
- Gibran Jadi Walkot, PDIP Ajak Karang Taruna Bumikan Pancasila Di Era Milenial
- Putra Mendiang Ventje Rumangkang Tolak KLB Ilegal Partai Demokrat

RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peningkatan produksi bawang putih dalam negeri. Caranya melalui perluasan areal tanam dengan melibatkan pemerintah daerah, petani hingga pelaku usaha impor.
Seperti halnya di Kawasan Lereng Gunung Sumbing Magelang, pola kemitraan tanam antara petani dengan importir bawang putih, diakui dirasakan manfaatnya oleh para petani setempat. Di Kawasan tersebut terdapat 3 sentra bawang putih yang mengembangkan model kemitraan dengan importir yaitu Kecamatan Kaliangkrik, Kajoran dan Windusari.
Juli, Ketua Poktan Kerto Raharjo, Desa Mangli, Kecamatan Kaliangkrik Magelang saat dihubungi, Minggu (19/7), mengaku senang bisa memiliki pengalaman bermitra dengan importir.
Berita Terkait : Kementan Bidik Kerbau Untuk Peningkatan Mutu Genetik
"Kelompok saya pernah bekerja sama (dengan importir-red) tahun 2019. Kami mendapat bantuan saprodi dan benih dari importir. Hasil panennya dibagi 80 persen untuk petani dan 20 persen untuk importir. Petani mendapat banyak keuntungan," ungkap Juli yang diaminkan oleh para petani lainnya yang tergabung dalam Asosiasi Petani Bawang Putih Kecamatan Kaliangkrik.
Senada, Sugeng, anggota Poktan Pituduh, Desa Ngargosoko, Kecamatan Kaliangakrik, juga merasakan hal yang sama. Pada tahun 2017 pihaknya bekerja sama dengan PT RRB dengan luasan 2,6 hektare (Ha).
"Saya senang karena berhasil panen dan menguntungkan, hasil yang diperoleh saya jadikan benih dan ditanam lagi,” ujar Sugeng.
Berita Terkait : Kementan Bangun Ketahanan Pangan Melalui Pola Integrated Farming
Tarman, ketua Poktan Suko Tani, Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran menambahkan, importir mitra bahkan mau membeli untuk konsumsi sebanyak 70 ton. Meskipun di dalam Perjanjian Kerja sama atau PKS tidak disebutkan ketentuan bahwa importir wajib serap seluruh hasil petani.
"Saya dan anggota merasa terbantu karena importir mitra kami mau membeli hasil panen milik petani" terang Tarman.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Ade Sri Kuncoro menjelaskan, kemitraan dengan importir di wilayahnya sudah berjalan dengan baik dan petani cukup terbantu.
Berita Terkait : Tumpang Sari Cabe-Jagung Bikin Untung Petani
“Dinas berkomitmen untuk terus mengawal kegiatan ini (bawang putih-red) dan berharap dapat terus berkembang untuk kesejahteraan petani kami" terangnya.
Direktur Sayuran & Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian, Tommy Nugraha, meminta kemitraan yang telah terjalin antara petani dan importir di Magelang dapat terus berjalan harmonis. Ini sebagaimana yang sering disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
"Program kemitraan bawang putih antara petani dengan importir di berbagai daerah terbukti bermanfaat untuk keduabelah pihak. Seperti instruksi Pak Mentan, Kementan akan terus dorong dan kawal pelaksanaannya di lapangan,” pungkas Tommy. [KAL]
Tags :
Berita Lainnya