Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kemendikbud Sosialisasi SIPLah, Pengadaan Barang Dan Jasa Untuk Sekolah Dilakukan Daring

Sabtu, 8 Agustus 2020 11:52 WIB
Sosialisasi yang dilakukan Kemendikbud secara daring/Ist
Sosialisasi yang dilakukan Kemendikbud secara daring/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak launching aplikasi Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan seiring dengan terbitnya Permendikbud Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa oleh Satuan Pendidikan dan rilis Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Tahun 2020, proses pengadaan barang dan jasa untuk sekolah berjalan secara daring.

Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mempersingkat waktu dan menghemat tenaga pihak sekolah dalam pengadaan barang dan jasa, selain meningkatkan transparansi penggunaan uang sekolah dalam hal belanja barang dan jasa.

Sampai saat ini ekosistem SIPLah telah melibatkan sekitar 63.000 sekolah, 11.000 penyedia, dan 200.000 item barang/jasa yang diharapkan dapat membantu tata kelola administrasi pengadaan barang/jasa di sekolah.

Meski SIPLah telah setahun diluncurkan, aplikasi pengadaan barang dan jasa untuk sekolah ini masih belum maksimal tersosialisasikan ke tengah masyarakat khususnya kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). 

Selama ini, UMKM agak kesulitan untuk bisa ikut pengadaan di sekolah karena kalah bersaing dengan para pemain besar. Namun, dengan adanya SIPLah, mereka punya kesempatan yang sama untuk memasarkan produk secara daring lewat aplikasi SIPLah.

Baca juga : Urgensi Kita Kesehatan dan Keselamatan Anak-anak

Sebagai bagian dari upaya mengenalkan aplikasi SIPLah ke tengah masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai 3-6 Agustus menggelar kegiatan sosialisasi SIPLah lintas kementerian dan lembaga.

Acara sosialisasi yang digelar secara daring ini melibatkan belasan ribu peserta melalui aplikasi konferensi video Zoom dan juga ditonton oleh belasan ribu orang di tiga kanal YouTube secara langsung.

Sosialisasi SIPLah yang dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud ini melibatkan beberapa kementerian yaitu Kemenko PMK, Kemendagri, Kemenkop-UKM, Kemenkominfo, Kemendag, Kemenperin dan beberapa lembaga negara terkait. 

Selain beberapa kementerian dan lembaga negara, sosialisasi SIPLah juga menghadirkan beberapa pihak yang menjadi mitra di antaranya Blanja.com, Bibli.com, toko buku Eureka, Inti, PesonaEdu  dan tokoladang.

Dalam pembukaan sosialisasi SIPLah 2020, Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Na’im menegaskan, penggunaan dana sekolah untuk pengadaan barang dan jasa haruslah sesuai dengan peruntukkannya dan dikelola secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

Baca juga : Buka Sekolah Di Zona Kuning Sangat Bahaya

"Satuan pendidikan atau sekolah sebagai entitas layanan pendidikan dalam melakukan pengelolaan serta penggunaan dana untuk belanja barang dan jasa harus dilakukan sesuai kebutuhan dan dikelola secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel," ujar Ainun.

Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa kondisi pandemi saat ini telah mengakibatkan penurunan kegiatan ekonomi. Dan untuk mencegah keadaan perekonomian supaya tidak memburuk lagi ke depan, unsur kegiatan dan pengeluaran pemerintah menjadi penting direalisasikan dengan lebih cepat dan tetap menjaga mutu penggunaan dana pemerintah tersebut.

"Untuk itulah penggunaan SIPLah menjadi penting dan kita mensosialisasikan penggunaannya supaya pengadaan barang dan jasa bisa sesuai kebutuhan tetapi tetap dikelola dengan baik dengan memprioritaskan produk atau barang serta jasa dalam negeri dan juga memberikan kesempatan kepada pelaku UMKM untuk ikut serta," jelas dia.

Mengubah Budaya

Pada kesempatan yang sama, pengelola PBJ Satuan pendidikan Kemendikbud Henry Eko Hapsanto menyatakan bahwa sosialisasi SIPLah merupakan bagian dari upaya mengubah budaya pihak sekolah dalam hal pengadaan barang dan jasa. 

Baca juga : Menkumham: Pengadaan Barang Jasa Harus Akuntabel Dan Transparan

Selama ini, menurut Henry, pihak sekolah ketika pengadaan barang dan jasa kurang transparan terkait penggunaan uang yang digunakan namun dengan model pengadaan barang dan jasa secara daring melalui SIPLah, semua transaksi pembelian barang secara otomatis tercatat secara jelas.

"Pada dasarnya pihak sekolah itu taat azas, ketika Kementerian Pendidikan mengatakan kalian mulai sekarang wajib belanja secara daring, semua akan mengikuti arahan tersebut. Kendala itu justru ada di pihak penyedia barang dan jasa yang selama ini sudah merasa nyaman dengan kondisi yang ada. Ketika pihak sekolah butuh barang namun dananya tidak ada, penyedia bisa memberi utangan dahulu dan di sinilah peluang penyimpangan dana akan terjadi. Tapi dengan adanya SIPLah, pihak sekolah akan lebih mudah ketika mereka butuh pengadaan barang dan jasa, apalagi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang jumlahnya puluhan triliun itu untuk saat ini sudah digelontorkan di muka,” papar Henry. [KW]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.