Dark/Light Mode

Internasionalisasi Papua Digunakan Kelompok Separatis untuk Kepentingan Sesaat

Selasa, 14 Juli 2020 08:28 WIB
Peta Papua (Foto: Istimewa)
Peta Papua (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kampanye isu kolonialisme di tanah Papua yang terus dilakukan para aktivis kemerdekaan West Papua seperti United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang dipimpin Benny Wenda maupun Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang dipimpin Agus Kossay, di dunia internasional diyakini tidak akan memiliki pengaruh signifikan. Sebab, hampir seluruh negara di dunia mengakui bahwa Papua bagian integral dari Indonesia. 

Direktur Eropa I Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ida Bagus Made Bimantara menegaskan, bahwa berbagai isu di Papua seutuhnya merupakan urusan dalam negeri. Semua negara memahami dan menghormati posisi Indonesia. 

Baca juga : Revitalisasi Sawah Bakal Jadikan Kalteng Lumbung Pangan Baru

“Hampir 99,5 pemerintah di dunia mengakui dan menghormati keutuhan Indonesia, menegaskan bahwa Papua bagian Indonesia. Hanya satu negara masih mempertanyakan yaitu Vanuatu,” ujar Sade, sapaan akrab Ida Bagus Made Bimantara, dalam diskusi “Mengapa Isu Papua Diinternasionalisasi”, Senin (13/7). 

Sade menegaskan, Papua saat ini sudah bebas secara politik. Di sana sudah dijalankan Pilkada, Pilpres, diberikan hak otonomi khusus, juga pemerintah pusat terus melakukan kebijakan affirmative action dengan berupaya sekuat tenaga memenuhi hak dasar, termasuk hak asasi manusia.  

Baca juga : Gagas Energi Bagikan Sembako Untuk Pelanggan Gasku Di Batam

Berbagai akses juga sepenuhnya diberikan seperti menghadirkan BBM dengan harga sama seperti di daerah lain di Indonesia, akses transportasi dan infrastruktur terus dibangun, layanan kesehatan dijalankan. Sementara, Benny Wenda yang terus mengkampanyekan kemerdekaan Papua, sejatinya tidak pernah berkontribusi ke Papua. Bahkan sebaliknya, Benny Wenda malah meminta donasi untuk terbang ke seluruh dunia, hingga memberi instuksi untuk membunuh pekerja pembangunan infrastruktur di Papua.  

Sade memastikan, pemerintah bekerja keras menyelesaikan persoalan yang masih ada. Bahkan bertindak tegas kepada tersangka ujaran kebencian terhadap Papua. Bahwa masih ada kendala, tidak bisa dipungkiri. Namun, saat ini kondisi Papua terus semakin baik. 

Baca juga : Deradikalisasi Harus Didukung Semua Kelompok Masyarakat

Ada pun kelompok separatis, justru tidak berkontribusi, dan memecah belah. Tindakan kelompok tersebut juga sama dengan menista proses demokrasi yang sudah dijalankan rakyat Papua ketika memilih dalam proses Pilkada, Pilpres, memilih anggota DPR, yang notabene merupakan orang asli Papua. Sementara kelompok separatis itu yang hidup di luar Papua, mengklaim dan seringkali mengatasnamakan seperti seorang raja. 

“Ini sangat meremehkan demokrasi. Mereka hanya ingin meraih tujuan sempit di luar koridor demokrasi. Kita harus bersama bekerja demi kemakmuran Papua. Bekerja dengan pendekatan kesejahteraan dan pendekatan kemanusian,” tegas Sade.  
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.