Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pemerintah Rencanakan Defisit Anggaran RAPBN 2021 Tak Lebihi 5,5 Persen

Jumat, 14 Agustus 2020 15:12 WIB
Pemerintah Rencanakan Defisit Anggaran RAPBN 2021 Tak Lebihi 5,5 Persen

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah merencanakan defisit anggaran pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) pada 2021 sebesar 5,5 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Hal ini disampaikan Presiden Jokowi, dalam Pidato Penyampaian RUU APBN 2021 dan Nota Keuangan dalam Rapat Paripurna DPR Tahun Sidang 2020/2021 di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (14/8).

"Dalam RAPBN Tahun 2021, defisit anggaran direncanakan sekitar 5,5 persen dari PDB atau sebesar Rp 971,2 triliun," kata Jokowi.

Angka defisit pada 2021 itu lebih rendah dibanding defisit anggaran pada 2020, yang diperkirakan mencapai 6,34 persen dari PDB atau setara Rp1.039,2 triliun.

Baca juga : Pemerintah Bidik Pesantren Kembangkan Keuangan Syariah

"Anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp 169,7 triliun atau setara 6,2 persen APBN. Anggaran tersebut diarahkan terutama untuk peningkatan dan pemerataan dari sisi suplai, serta dukungan untuk pengadaan vaksin," papar Jokowi.

Pemerintah juga berencana untuk meningkatkan nutrisi ibu hamil dan menyusui, balita, penanganan penyakit menular; serta akselerasi penurunan stunting.

Di samping perbaikan efektivitas dan keberlanjutan program jaminan kesehatan nasional, penguatan pencegahan, deteksi, dan respons penyakit, serta sistem kesehatan terintegrasi.

Dalam pidatonya, Jokowi juga menyampaikan soal anggaran pendidikan pada APBN 2021, yang mencapai Rp 549,5 triliun atau 20 persen dari total anggaran.

Baca juga : Presiden Wacanakan Penggabungan BUMN Penerbangan Dengan Pariwisata

 "Anggaran pendidikan difokuskan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), kemampuan adaptasi teknologi, dan peningkatan produktivitas melalui pengetahuan ekonomi di era industri 4.0," kata Presiden.

Pemerintah akan melakukan reformasi pendidikan melalui transformasi kepemimpinan kepala sekolah, transformasi pendidikan dan pelatihan guru, mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa, standar penilaian global, serta kemitraan daerah dan masyarakat sipil.

Untuk menggenjot kemajuan bidang pendidikan, pemerintah juga melakukan penguatan program vokasi dan kartu prakerja, serta penguatan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD).

Efektivitas penyaluran bantuan pendidikan lewat bantuan operasional sekolah (BOS), Program Indonesia Pintar (PIP), dan Lembaga Pengelola dana Pendidikan (LPDP) juga diharapkan dapat mengalami peningkatan.

Baca juga : Kementan Pastikan Perunggasan Nasional Masih Stabil

"Peningkatan kualitas sarpras (sarana dan prasarana) pendidikan terutama untuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), serta penajaman Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan pendanaan pendidikan tinggi juga diharapkan dapat terus dipercepat," tandas Jokowi. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.