Dark/Light Mode

Disuruh Presiden Taklukkan Corona Dalam 2 Minggu

Luhut Masih Garap Lahannya Prabowo

Sabtu, 19 September 2020 06:51 WIB
Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: ist)
Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: ist)

 Sebelumnya 
Pertama, sebut Luhut, mendorong masyarakat agar lebih mematuhi pro­tokol kesehatan. Kedua, menurunkan penambahan jumlah kasus positif harian. Ketiga, meningkatkan persentase kesembuhan. Keempat, menurunkan persentase kematian, dan kelima me­nurunkan kasus kematian. ”Ini sedang jalan,” jelasnya, tadi malam.

Lalu apa hasilnya? Berdasarkan data yang di-­update BNPB, kasus positif harian di empat provinsi cenderung meningkat, setelah 5 hari Luhut mengemban tugas. DKI Jakarta misalnya. Dari 879 kasus positif harian di 14 September menjadi 1.258 kasus kemarin. Jatim, dari 343 kasus, naik menjadi 485 kasus. Sementara Jawa Barat, dari 203 kasus menjadi 341 kasus dan Jateng dari 171 kasus naik menjadi 198 kasus.

Sementara di lima provinsi lain, turun. Sumut, dari 94 kasus positif harian di 14 September lalu menjadi 20 kasus kemarin. Papua dari 96 kasus turun menjadi 58. Kalsel dari 141 kasus menjadi 25 kasus, Sulsel dari 185 kasus turun ke 159 kasus dan Bali dari 86 kasus menjadi 51 kasus.

Baca juga : Jenderal Luhut Emang Gak Ada Matinye...

Menanggapi seabrek garapan Luhut, pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio mengaku prihatin. Ia tidak yakin target penanganan Corona yang diberikan ke Luhut tercapai dalam dua minggu.

“Saya heran sama pak Presiden. Kasihan sama Pak Luhut. Pak Luhut sudah tua,” kata Agus, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Namun, Agus meyakini ada alasan tertentu kenapa Presiden kerap meminta Luhut turun tangan menangani masalah di luar bidangnya. Antara lain, karena Presiden menganggap Luhut sebagai sosok pendobrak atau destroyer dan to the point.

Baca juga : Kawal Ketat Penanganan Pandemi 9 Provinsi

“Kan sudah ada Perpresnya masing­ masing kementerian. Tanggung jawab, tugasnya apa. Ya itu dikerjakan. Masak menteri ngumpet semua,” tandasnya.

Sementara Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Dany Amrul Ichdan mengatakan, Presiden punya gaya kepemimpinan yang lincah dan adaptif. “Dalam manajemen penanganan pandemi, kecepatan dan kelincahan pengambilan keputusan adalah yang terutama,” kata Dany, tadi malam.

Tidak heran jika manajemen penanganan Corona terkesan cepat berubah-­ubah. Mulai dari pembentukan Gugus Tugas, lalu men­jadi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC­-PEN). Kemudian, tiba­-tiba Luhut ditunjuk untuk memimpin penurunan kasus Corona di sembilan provinsi. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.