Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
BPS Prediksi Ekonomi Minus 7 Persen
Luhut Sih Masih Pede
Selasa, 23 Juni 2020 06:29 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Sejumlah pihak memprediksi ekonomi Indonesia di kuartal II tahun ini bakal turun drastis. Bahkan, prediksi Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi bisa minus 7 persen. Namun, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tidak berkecil hati. Luhut masih pede dengan ekonomi Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Luhut saat rapat kerja dengan Badan anggaran DPR kemarin. Menurutnya, ekonomi Indonesia masih yang terbaik dari negara-negara berkembang lainnya.
Baca juga : Sri Mulyani Minta Dimengerti
“Bu Ani (Sri Mulyani) ingatkan kita akan tumbuh negatif di kuartal II. tapi saya pikir, kalau dibanding negara lain, seperti komentar Bank Dunia, di antara emerging market, Indonesia itu masih dianggap terbaik, baik makro maupun mikro,” kata Luhut.
Eks Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan, di era pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia berhasil menjaga hubungan baik dengan tiga kantong ekonomi dunia; Amerika Serikat, Tiongkok dan Abu Dhabi. “Dengan Abu Dhabi, pertama kali ada investasi hampir USD 20 miliar sepanjang sejarah Republik, ini semua on going. Dengan Tiongkok, investasi juga terus meningkat,” ungkapnya.
Baca juga : BKS Apresiasi Peresmian Stasiun Terpadu
Bulan lalu, Luhut masih pede ekonomi Indonesia masih positif. Dia optimis, ekonomi masih bisa tumbuh di atas 0 persen. “Mungkin bisa 2 persen atau 1 koma berapa persen,” prediksi Luhut, Minggu (10/5). Padahal, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memangkas proyeksi per tumbuhan ekonomi untuk tahun ini yang sebelumnya berada di kisaran 2,3 persen hingga minus 0,4 persen.
“Kalau diperhatikan batas atasnya yaitu 2,3 persen kami revisi agak turun ke satu persen karena kami melihat adanya kontraksi yang cukup dalam pada kuartal II ini,” kata Sri.
Baca juga : Imbas PSBB, Ekonomi Terkontraksi Minus 3,1 Persen di Kuartal II
Namun prediksi yang dibuat BPS lebih seram lagi, pertumbuhan ekonomi bisa anjlok hingga minus 7 persen. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, prediksi ini bukan tebak-tebakan. Ada dasarnya, yakni mengacu asumsi pasar dari kondisi perdagangan pada April-Mei 2020.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya