Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan Sri Mulyani girang perekonomian Indonesia mulai kembali pulih pada September 2020. Hal ini ditunjukan dari berbagai indikator ekonomi dan keuangan. Salah satunya neraca perdagangan.
"Ekspor September didorong pertumbuhan migas 17,4 persen dan non migas 6,47 persen secara month to month (mtm). Kalau komoditas kelapa sawit dan logam mulia memberikan dampak positif," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita Edisi Oktober secara virtual, Senin (19/10)
Menurut dia, impor bahan baku juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,97 persen. Bahkan, impor bahan baku dan penolong trennya terus mengalami pertumbuhan secara solid sejak Juni hingga September 2020.
Baca juga : Kinerja Manufaktur Naik Lagi, Menperin Happy
“Barang konsumsi memang kita kendalikan karena lonjakan di Juli. Kita melalui Kemendag dan Bea Cukai lakukan pengendalian agar impor konsumsi tidak begitu tinggi,” ujarnya.
“Sementara untuk barang modal tumbuh 20,42 persen, itu kenaikan dari sebelumnya negatif dan mulai recovery sejak Juni. Ini suatu tanda positif bagi pertumbuhan ekonomi di industri," tambahnya.
Dari indikator keuangan, nilai tukar rupiah terus mengalami perbaikan. Kupon Surat Berharga Negara juga mengalami penurunan. "CDS (Credit Default Swap) Indonesia turun setelah seluruh dunia alami kepanikan. Ini outlook keuangan dan ekonomi kita membaik," jelas Sri Mul.
Baca juga : Si Ular Putih Diserbu Corona
Menurutnya, perekonomian dunia pada kuartal selanjutnya masih bergantung pada penanganan wabah Covid-19. "Risiko utama tetap sama, apakah Covid-19 bisa dikelola? Terutama ancaman second wave (gelombang kedua), apakah kesediaan vaksin berjalan sesuai dengan yang diharapkan," imbuhnya.
Sementara untuk perekonomian tahun depan akan lebih banyak dipengaruhi oleh kehadiran dan penyediaan vaksin di sejumlah negara. Meski banyak pandangan soal vaksin ini, tapi outlook-nya sudah ada penyediaan vaksin.
Meski ada kecemasan terjadinya gelombang kedua covid-19, namun International Monetary Fund (IMF) dan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memperkirakan bahwa ekonomi global tahun ini lebih baik karena pemulihan ekonomi terjadi lebih cepat dari perkiraan. Oleh karena itu, kerja sama antarnegara jadi kunci dalam percepatan pemulihan ekonomi dunia.
Baca juga : Sekolah Mulai Dibuka
"Outlook pertumbuhan di beberapa negara berkembang sedikit mengalami penurunan di tengah pandemi Covid-19. Hal yang dapat memengaruhi perkiraan ke depan adalah eskalasi Covid-19 dan ketersediaan vaksin," pungkas Sri Mul. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya