Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan Letjen (Purn) Terawan Agus Putranto baru saja dapat kesempatan bergengsi. Dia di kasih panggung oleh World Health Organization (WHO) untuk bicara soal penanganan Covid-19 di Indonesia. Namun, Terawan diminta tidak geer dulu alias gede rasa dapat undangan tersebut. Mengingat, undangan itu bukan penghargaan atas kesuksesan dirinya menangani Covid-19.
Terawan diundang WHO lewat sebuah surat untuk ikut dalam kon ferensi pers virtual, kemarin sore. Acara itu diikuti Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus serta Menkes dari 3 negara: Menkes Thailand, Anutin Charnvirakul, Menkes Afrika Selatan Zweli Mkhize dan Terawan.
Dalam undangannya, Terawan diminta berbagai pengalaman menerapkan penggunaan IAR Covid-19 secara nasional. IAR Covid-19 ini, semacam tool evaluasi dan monitoring dalam penanganan Covid-19.
Acara dimulai sekitar jam 5 sore WIB. Setelah dibuka oleh host, acara dipandu Tedros Adhanom Ghebre yesus. Setelah Tedron, gantian Anutin Charnviraku sebagai pembicara pertama. Kedua, Zwelini Mkhize. Terawan dapat giliran terakhir.
Baca juga : BI Dan Singapura Perpanjang Kerja Sama Keuangan Bilateral
Mantan Dirut RSPAD ini tampil kece dengan setelan jas hitam, komplit dengan dasi merahnya. Terawan berbicara dari ruang kerjanya di Kantor Kemenkes. Dia tidak sendiri, melainkan ditemani jajaran pejabat Kemenkes.
Apa yang disampaikan Terawan? Purnawiranan jenderal bintang 3 ini memulai pembicaraan dengan menyam paikan terima kasih pada WHO. “Sebuah penghargaan besar dapat berpartisipasi dalam acara hari ini,” kata Terawan.
Terawan mengatakan, menangani Covid-19 di Indonesia bukan perkara mudah. Sebab, ada banyak sekali pemangku kepentingan, baik tingkat nasional maupun daerah yang harus diajak bekerja sama dalam satu komando.
“Meski begitu, di bawah kepemim pinan Presiden Jokowi dan koordinasi dari Covid-19 Task Force Chief Jenderal Luhut Binsar Pandjaitan, seluruh stakeholder bisa berkomitmen dan berkontribusi dalam mendukung IAR,” ujar Terawan. “Rekomendasi IAR berkontribusi meningkatkan komando dan koordinasi,” katanya.
Baca juga : Komisi X DPR: Pustakawan Adalah Pekerjaan Keren
Setidaknya, ada sembilan hal yang menjadi dasar penerapan IAR yang dilakukan di Indonesia. Kesembilan poin itu yakni komando dan koordinasi, komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat, survei lans dan memperkuat tim investigasi, pengawasan transportasi internasional, penguatan laboratorium, kontrol infeksi, manajemen kasus, suport logistik dan operasional serta mana jemen pelayanan kesehatan.
Sebelum acara ini digelar, sehari sebelumnya undangan Terawan mang gung di acara WHO sudah tersebar duluan. Bahkan ada berita dengan judul Kemenkes menyebut undangan itu sebagai pengakuan WHO atas ke suksesan Terawan tangani Covid-19.
Berita seperti ini bisa dilihat di be berapa portal media online. Misalnya di CNN Indonesia yang berjudul “Kemenkes: Terawan Diundang WHO Karena Berhasil Atasi Covid-19”. Dalam berita tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Muhammad Budi Hidayat menyebut undangan tersebut merupakan undangan spesial dari WHO atas keberhasilan Indonesia yang dinilai mampu menangani pandemi ini usai penambahan kasus positif Covid-19 melandai dalam beberapa pekan terakhir.
Setelah berita klaim keberhasilan Terawan ini tersiar, pihak WHO membantah undangan itu sebagai pengakuan WHO atas keberhasilan Terawan. WHO mengklarifikasi bahwa ucapan “sukses” itu spesifik merujuk ke program IAR saja. Program IAR bahkan bisa dilaksanakan secara online.
Baca juga : Libur Panjang, KAI Sukses Layani 240 Ribu Pelanggan Kereta Api
“Itu artinya mereka telah menyelesaikan IAR dan dapat menerapkan pelajaran-pelajaran yang dipelajari, tak hanya untuk merespons pandemi terkini, tetapi untuk memperkuat sistem-sistem mereka untuk bersiap lebih baik dalam darurat kesehatan di masa depan,” ujar jubir kantor pusat WHO di Jenewa, seperti dikutip dari Liputan6.com, kemarin.
WHO menegaskan, para menteri yang diundang termasuk Terawan ha nya diundang karena program IAR. “Kami mengundang menterimenteri dari negaranegara yang telah me nyelesaikan IAR untuk berbagi pe ngalaman dalam melaksanakan review mereka,” tambah jubir WHO.
Sependapat dengan pernyataan pejabat WHO, ahli epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono mengingatkan, Terawan tidak terlalu bangga dengan undangan tersebut. Menurutnya, undangan tersebut tidak bisa diartikan pemerintah Indonesia berhasil dalam penanganan Covid-19.
“Suratnya tidak salah ketik. Hanya yang baca yang tidak akurat mempersepsikan. Kapan lagi bisa bilang berhasil, walaupun pada kenyataannya gelombang pertama belum terlampaui. Toh sudah sibuk mengingatkan kemungkinan gelombang kedua. Itulah Indonesia,” pungkasnya, melalui akun @drprioni1. [MEN]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya