Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Corona Terus Menurun

Alhamdulilah, Kita Senang Dengarnya

Sabtu, 7 November 2020 07:37 WIB
Ke­tua Bidang Data & IT Satgas Pe­nanganan Covid­-19, Dewi Nur Aisyah pada acara FGD Rakyat Merdeka. (Foto: Ist)
Ke­tua Bidang Data & IT Satgas Pe­nanganan Covid­-19, Dewi Nur Aisyah pada acara FGD Rakyat Merdeka. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada kabar baik dari Satgas Pe­nanganan Covid­-19. Mereka mencatat jumlah pasien virus asal Wuhan, Chi­na itu, mengalami penurunan dalam empat minggu terakhir.

Kabar baik itu dibagikan Ke­tua Bidang Data & IT Satgas Pe­nanganan Covid­-19, Dewi Nur Aisyah, MSc, PhD, DIC, saat menjadi narasumber di Forum Group Discus­sion (FGD) Rakyat Merdeka, kemarin. Acara bertema “Perubahan Perilaku dan Efek Pada Kurva Pandemi” ter­sebut dimoderatori Direktur Rakyat Merdeka, Kiki Iswara.

Dewi bilang, penurunan jumlah ka­sus Covid­-19 terjadi di Oktober. Pe­nurunan terbanyak terjadi di minggu terakhir yang mencapai 17,1 persen. “Penurunannya cukup konsisten,” kata Dewi sambil memaparkan data Covid­-19.

Lalu bagaimana dengan Novem­ber? Dewi mengatakan, data minggu pertama November belum bisa disim­pulkan, karena biasanya data masuk di hari Minggu. Kendati begitu, dia optimis tidak ada lagi lonjakan. Pa­salnya, Satgas Penanganan Covid-19 Bidang Perilaku punya jurus untuk menyiasatinya.

Apa itu jurusnya? Jika jumlah kasus baru, sembuh dan meninggal dikarenakan faktor kelengahan, maka mengubah perilaku manusia adalah solusinya. Untuk itu, Satgas bakal menggunakan cara promotif dan preventif. Tujuannya, supaya masyarakat mematuhi protokol ke­sehatan secara maksimal “Mata rantai Covid­-19 bisa terputus, lalu jumlah kasus menurun,” sebutnya.

Baca juga : Harga Ayam Terkendali, Peternak Happy

Bila ini terlaksana, penilaian In­donesia sebagai negara darurat kese­hatan bakal terhapus. Kondisi ini akan mengubah Indonesia menjadi negara ketahanan kesehatan masyarakat.

Tapi, diakui Dewi, program ini memang tidak mudah. Apalagi me­ngubah kebiasaan. Makanya, butuh kerja sama dari semua pihak, te­rutama masyarakat. “Kita harus bahu membahu. Intinya tidak bisa jalan sendiri,” ungkapnya.

Bagaimana caranya? Cukup me­jalankan 3M, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak. 3M sangat berpengaruh memutus mata rantai Covid­-19.

Menurutnya, dengan mencuci tangan pakai sabun akan menurun­kan risiko penularan 35 persen. Ke­mudian, memakai masker standar tiga lapis menurunkan risiko penularan hingga 45 persen. Sementara jika me­nggunakan masker bedah akan me­ nurunkan risiko penularan 70 persen.

Sedangkan dengan menjaga jarak bisa mengurangi risiko penularan sampai 85 persen. “Kalau semuanya diterapkan, 99 persen auto terhindar Corona,” kata Dewi.

Baca juga : Luhut Makin Trengginas

Selain mampu mengatasi penularan, menurut Dewi, penerapan 3M juga bisa menggerakkan roda ekonomi. Karena masyarakat tidak selamanya diam di rumah. Dapur harus ngebul dan keluarga harus makan. Makanya penting sekali menerapkan 3M demi mengenyangkan perut. “Produktif namun tetap aman dari Covid­-19 butuh mengidentifikasi kedisiplinan warga,” tuturnya.

Kendati begitu, Satgas bakal terus memonitoring secara real time, ter­integrasi, dan sistematis. Bagaimana cara monitoringnya? Menurut Dewi, Satgas Penanganan Covid-­19 bidang Data dan IT telah mengembangkan aplikasi khusus. Tujuannya, untuk mencatat kondisi di lapangan dan melihat kepatuhan individu dan institusi. “Kedua kombinasi ini akan dapat menciptakan ketangguhan komunitas,” paparnya.

Aplikasi khusus itu, lanjut Dewi, telah berjalan sebulan. Diletakkan di titik-­titik kerumunan. Sebab titik tersebut sangat berpotensi terjadinya penularan Covid­-19. Contohnya di pasar, mal, lokasi wisata, res­toran, tempat olahraga, maupun tempat ibadah. Satgas juga akan memonitoring penerapan protokol Kesehatan di perkantoran, badan pemerintahan, kantor kecamatan, kelurahan, dan sebagainya.

“Tema besar aplikasinya ‘Bersatu Melawan Covid’. Ada juga aplikasi untuk petugas pemantau di lapangan secara real time melaporkan apa yang terjadi di lapangan,” ucapnya.

Dewi mengungkapkan, penularan kerap terjadi di institusi. Padahal indi­vidu sudah patuh, namun institusinya yang acap kali mengabaikan Protokol Kesehatan. Ini jadi kelemahan yang selalu dimonitoring Satgas.

Baca juga : Menteri Siti: Alhamdulillah, Ikhtiar Dan Doa Dikabulkan

“Dari 468 kabupaten/kota di 34 provinsi, ternyata masih banyak ins­ titusi­institusi yang tidak patuh atau kurang,” sesalnya.

Misalnya, ketersediaan fasilitas cuci tangan ternyata hanya 55 persen institusi yang sudah dievaluasi. Sedangkan 44 persen tidak punya ketersediaan fasilitas cuci tangan atau mungkin tidak layak. Lalu keter­sediaan hand sanitizer ternyata juga hanya 50 persen saja. Sementara 49 persen tidak menyediakan. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.