Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pengembangan kawasan buah di lokasi Food Estate di Kalimantan Tengah (Kalteng) diproyeksikan sebagai Kampung Buah atau agrowisata.
Pada 2021 akan dilanjutkan lagi pengembangan kawasan baru 300 hektare sebagai tambahan dari lahan 473 hektare yang terbentuk pada 2020.
Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, bahwa Food Estate merupakan salah satu Program Strategis Nasional 2020-2024 guna membangun lumbung pangan nasional.
“Arahan Dirjen Hortikultura, tahun 2021 sebagai pengembangan kampung buah berdasarkan agroklimatnya. Agar berbadan hukum baik dalam bentuk Bumdes dan korporasi,” ujar Kasubdit Tanaman Jeruk, Perdu dan Pohon yang juga Tim Teknis Hortikultura FE Kalteng, Siti Bibah Indrajati, saat memberi pengarahan kepada para petani.
Ketua Kelompok Tani Sumber Harapan III Sutarno mengatakan, untuk kelompoknya mendapatkan 22 hektare benih kelengkeng varietas Kateki.
“Saya baru kali ini menanam kelengkeng, saya sangat bersemangat. Semoga bantuan ini dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Kami senang menanam buah karena cocok di hati dan di sini lahannya bagus,” ujar Sutarno.
Dia menyebut, budidaya buah lebih mendatangkan laba. Bersama dengan anggota kelompok tani, Sutarno berjanji akan tekun merawat tanamannya dan mulai mencari informasi pasar.
Baca juga : Presiden Lantik Eks Kapolda Bali Petrus Golose Jadi Kepala BNN
Dia juga berharap, dukungan penuh berupa pendampingan selama masa tanam.
“Kelengkeng itu panen tidak sampai 7 tahun. Apabila seperti sekarang, sudah terbentuk kawasan, kami yakin daerah kami bisa menjadi desa agrowisata seperti yang ada di Pulau Jawa,” tambah Sutarno.
Sutarno mengaku setiap hektare lahan mendapat benih 100 pohon. Jika dikonversikan dengan harga Rp 30 ribu per kg, maka bisa tergambar calon laba yang akan diperoleh.
Kalau dihitung dengan harga Rp 30 ribu per kh dan 1 pohon bisa menghasilkan 30 kg kelengkeng, maka dari 100 pohon produktif bisa menghasilkan kurang lebih Rp 90 juta.
“Kami yakin dengan semangat Pak Jokowi dan kami juga bekerja keras. Insya Allah program ini akan berhasil,” ucap Sutarno semangat.
Petani Muda Sambut Tanam Cabe Rawit
Sebagai informasi, pengembangan komoditas hortikultura di Kalteng dilakukan pada lahan seluas 473 hektare.
Baca juga : Banyak Buruh Di-PHK, KSPSI Sebar Bantuan Beras
Untuk Kabupaten Kapuas dengan luasan 220 hektare, alokasi tanam cabe rawit mendapat jatah 20 hektare dan sayuran daun (kangkung dan sawi) 20 hektare.
Sementara,di Kabupaten Pulang Pisau dengan total areal 253 hektare ditanami cabe rawit 20 hektare serta sayuran daun (kangkung dan sawi) 23 hektare.
Ketua Kelompok Tani Sidomulyoasal Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Kuwat, sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan. Dirinya menerima bantuan pengembangan cabai rawit seluas 2 hektare.
“Saya pribadi meyakini jika tidak dibantu pemerintah tentunya sulit berhasil. Bahkan saya dibantu pengggunaan likat kuning untuk tanaman saya,” ujar Kuwat.
Sementara, Ketua Kelompok Tani Mulyoharjo, Sugiono, menaksirkan perolehan lahan kurang lebih Rp 1,4 juta dalam waktu tanam 20 hari.
“Saya penerima benih kangkung seluas 2 hektare. Matematika saya, benih satu bungkus kangkung bisa menghasilkan 200 ikat kangkung yang siap dijual,” jelasnya.
Jika harga jual Rp 700 per ikat, total penjualan bisa Rp 1,4 juta dengan lama tunggu panen 20 hari.
Baca juga : PDIP Cetak 5 Kemenangan Di Bali, Koster Puji Tangan Dingin Prananda
“Itu keuntungan satu bungkus benih saja,” kata Sugiono, diamini istrinya yang juga turut menanam.
Uniknya, petani sayur di Desa Wonoagung, Kecamatan Maliku didominasi petani-petani muda. Mereka antusias bertanam sayur karena relatif cepat panen dan harganya bagus.
Contohnya, kelompok tani di daerahnya. Khusus yang menanam cabe rawit ada16 orang dan seluruhnya adalah anak muda.
“Kami sebagai orang tua bangga. Dengan mereka mau bertani, Alhamdulillah mengurangi angka yang merantau. Kalau dihitung, hampir 80 persen petani di desa kami anak muda” ujar Kepala Desa Wonoagung, Sayyidan.
Sayyidan berharap, bantuan ini bisa terus - menerus dan bervariasi lagi jenis komoditas yang diberikan. Tentunya, ini dapat meningkatkan pemasukan masyarakat desa. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya