Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Stigma Negatif Bikin Penyintas Covid-19 Depresi Dan Bunuh Diri

Selasa, 29 Desember 2020 09:49 WIB
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hervita Diatri berbicara dalam konferensi pers bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta. (Foto: Humas BNPB)
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hervita Diatri berbicara dalam konferensi pers bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta. (Foto: Humas BNPB)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasien Covid-19 sering kali mengalami stigma negatif dari masyarakat. Penyebabnya, banyak orang takut tertular penyakit tersebut.  

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menekankan, perlunya bagi penyintas Covid-19 membuka komunikasi dengan orang sekitar, supaya terhindar dari stigma negatif.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hervita Diatri mengatakan, saat ini masyarakat masih terlalu khawatir saat didekati penyintas Covid-19.

Padahal dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat menghindarkan seseorang dari infeksi virus Corona.

Selain itu, penyakit tersebut dapat disembuhkan. Sehingga label negatif seharusnya tak perlu diberikan kepada pasien Covid-19.

Baca juga : Positif Covid-19, Aa Gym Isolasi Mandiri Jauh Dari Keluarga

“Stigma negatif sangat berdampak pada proses kesembuhan hingga kesehatan mental pasien. Stigma negatif menyebabkan pasien Covid-19 dijauhi masyarakat,” kata Hervita dalam Talkshow “Setop Stigma: Sebar Cinta Saat Pandemi, di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.

Menurut Hervita, itu menyebabkan pasien cemas dan sedih sehingga imunitas turun. Padahal, imunitas penting untuk kesembuhan pasien.

“Kalau merasa sedih, imunitas turun, kemungkinan gejala muncul lagi,” imbuhnya.

Dampak stigma negatif juga menyebabkan gangguan kejiwaan. Hervita menyebut, 30-40 persen pasien yang telah sembuh mengalami ansietas depresi. Bahkan beberapa di antaranya memutuskan untuk buhuh diri.

Hal itu terjadi, karena pasien tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar. Mereka masih dikucilkan bahkan setelah sembuh dari Covid-19.

Baca juga : Tempat Tidur Pasien Covid-19 Di RSUD Saiful Anwar Malang Penuh

“Kasus bunuh diri cukup tinggi, karena pulang rawat masih banyak psikososial yang terjadi,” ujarnya.

Salah satu penyitas Covid-19, Nia Oktavia Aksara, membenarkan terjadi gangguan mental akibat stigma negatif dari masyarakat.

Dia bahkan telah bolak-balik ke psikolog untuk mengatasi hal tersebut. Adapun gangguan mental yang dihadapinya berupa kecemasan.

“Saya merasa khawatir. Saya merasa bisa menularkan biarpun saya sudah sembuh,” kata Nia.

Dengan kondisi tersebut, Nia pun memutuskan enggan keluar rumah. Dia fokus menguatkan mental dan berolahraga agar bisa terus bahagia.

Baca juga : 942.548 Pasien Covid-19 Di Iran Sembuh

Dengan cara itu, dia berharap tak lagi tertular Covid-19. “Dokter yang menangani saya bilang jangan stres, nanti tumbang lagi, harus happy,” akunya.

Di acara yang sama, Anggota Sub Bidang Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Retno Asti Werdhani mengatakan, penyintas perlu membuka komunikasi dengan teman dan keluarga terdekat.

Hal ini untuk mencegah dampak negatif stigma dari orang-orang yang awam tentang penyakit tersebut.

“Kalau kita sendiri terstigma, berarti penting sekali kita membuka komunikasi dengan teman untuk mencari dukungan yang bisa kita dapatkan,” kata Retno.

Menurut Retno, stigma terjadi murni karena ketidaktahuan seseorang tentang Covid-19. Ketidaktahuan itu membuat seseorang cenderung memberikan label negatif kepada orang lain yang terkena Covid-19. Seolah-olah penyintas tersebut menjadi biang masalah. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.