Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Varian Baru Virus Corona

Daya Tularnya Lebih Hebat, Deteksi Tak Cukup Tes PCR

Rabu, 30 Desember 2020 07:00 WIB
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban. (Foto: ANTARA)
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban. (Foto: ANTARA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Varian baru virus Corona berkode B117 yang ditemukan di Inggris, disebut-sebut daya tularnya lebih hebat ketimbang virus Corona awal. Untuk mendeteksi penularannya pun tak cukup hanya dengan swab test Polymerase Chain Reaction (PCR).

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, persentase risiko penularan Covid-19 seminggu terakhir di Tanah Air mencapai 20 persen. Hal itu terlihat dari peningkatan kasus positifnya.

“Saya tak bisa bayangkan kalau virus itu masuk ke Indonesia. Virus itu 71 persen lebih menular ketimbang virus Corona awalnya,” kata Zubairi dalam talk show di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.

Zubairi menjelaskan, penemuan varian baru virus Corona di Inggris itu terjadi pada November lalu. Saat itu semua wilayah di Inggris mengalami penurunan kasus Covid-19, kecuali wilayah Kent dan Medway yang saat itu mulai dihinggapi varian baru virus Corona.

“Jadi bayangkan, dalam beberapa hari saja ada 1.108 kasus di Inggris sampai 13 Desember. Diduga pada medio Januari hampir semua orang di Inggris terpapar akibat varian baru tersebut,” ungkapnya.

Baca juga : Jangan Kelewat Risau, Asalkan Patuhi Prokes

Kendati begitu, Zubairi meyakini, vaksin Covid-19 yang saat ini ada, ampuh mencegah varian baru virus B117.

Menurut dia, saat ini beberapa negara sedang menggarap penelitian untuk dua vaksin baru yang diyakini ampuh mengatasi serangan varian baru virus Corona. Para ahli optimis dengan vaksinasi, semua akan memiliki kekebalan.

Dalam kesempatan itu, Zubairi juga menyoroti persentase kasus positif Covid-19 di Indonesia yang mencapai angka 20 persen.

Angka tersebut masih sangat tinggi, sehingga dibutuhkan kerja sama seluruh pihak untuk terlibat dalam mencegah penularan Covid-19.

“Pencegahannya harus all out. Tetap harus ketat dan vaksinasi harus kita lakukan,” pungkasnya.

Baca juga : Duh, Belum Ada Tanda-tanda Kasus Sebaran Covid Turun...

Sementara, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan, untuk mendeteksi keberadaan varian baru Corona asal Inggris itu tak cukup hanya menggunakan tes PCR.

Sebab, PCR hanya sebatas mengetahui seseorang terpapar Covid-19 atau tidak. Namun, belum dapat mengenali strain virus tersebut.

“Untuk melihat mutasi virus baru Inggris itu dibutuhkan pemeriksaan tambahan. Sekarang harus ada pemeriksaan genome sequence namanya,” kata Dicky.

Diketahui, Whole Genom Sequencing (WGS) atau pengurutan seluruh rangkaian DNA adalah prosedur laboratorium untuk menentukan urutan genom/DNA suatu organisme.

Ini bisa membantu menghubungkan kasus dengan yang lainnya. Sehingga memungkinkan pendeteksian wabah lebih cepat. Prosedurnya dilakukan dengan mengambil sel organisme lebih dulu, untuk kemudian diekstraksi bagian DNA-nya.

Baca juga : Jangan Takut Hamil Di Masa Pandemi

Dicky menyarankan, Pemerintah perlu memperkuat laboratorium dan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melakukan upaya tambahan ini.

Sehingga, bila varian baru virus dari Inggris itu terdeteksi masuk di Tanah Air, Pemerintah lekas melakukan langkah tes, telusur dan tindak lanjut. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.