Dark/Light Mode

Kementan: Kenaikan Harga Cabe Hanya Sementara

Minggu, 31 Januari 2021 20:14 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto/Ist
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga cabe dan bawang merah kerap bergejolak. Meski demikian, gejolak harga kedua komoditas hortikultura tersebut bukan dikarenakan kekurangan pasokan, tetapi lebih karena karakteristik dari komoditas tersebut.

Cabe, misalnya, komoditas yang mudah rusak (perishable). Produksi cabe ataupun bawang merah sangat bertumpu pada musim.

Daya tahan cabe segar hanya berkisar antara satu sampai tiga hari. Semakin rendah kesegarannya, maka akan semakin jatuh harganya. 

Sementara, harga bawang merah relatif stabil dari cabe karena karakteristiknya yang lebih tahan lama dan mengalami penyusutan yang lebih sedikit. 

Berbeda dengan komoditas beras, gula atau kedelai yang memiliki kebijakan pro-produsen, komoditas hortikultura memiliki kebijakan pro-konsumen. 

Ketika harga tinggi, petani terkesan 'terancam' oleh operasi pasar, tetapi ketika harga jatuh mereka merasa dibiarkan. Hal ini agaknya perlu disadari berbagai pihak.

Baca juga : Paddle Pop Kenalkan Logo `CemilanBaik Untukmu`

Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Menteri Syahrul Yasin Limpo, berusaha merancang program dan kegiatan yang berpihak penuh kepada petani. 

Dimulai dari sisi hulu, pendampingan selama masa budidaya bahkan hingga sisi pasca panen. 

Terkait penjagaan ketersediaan, Kementan dilengkapi dengan Early Warning System (EWS) yang dapat memberikan acuan untuk pola tanam agar tidak terjadi over produksi.

Data EWS tersinkronisasi ke seluruh provinsi di Indonesia yang datanya langsung dari tingkat kecamatan.

Jika dilihat dari prognosa ketersediaan produksi dalam Early Warning System (EWS), untuk komoditas cabe dan bawang tidak menunjukkan neraca yang negatif. Masih surplus hingga empat bulan ke depan. 

“Secara kumulatif nasional, surplus produksi bawang merah Januari-April sebanyak 57 ribu ton rogol. Surplus cabe besar bulan Januari - April sebanyak 107.702 ton, dan cabe rawit sebanyak 111.058 ton,” papar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam konferensi pers di Gedung PIA Kementan, Jumat (29/1).

Baca juga : Kementan Pastikan Jaga Stabilisasi Harga Perunggasan Nasional

Prihasto menerangkan, di sisi hilir Kementan menyediakan distribusi transportasi agar cabs atau bawang merah dapat dibawa dari daerah yang harganya rendah ke daerah yang harganya tinggi. Dengan demikian, produsen maupun konsumen sama-sama bisa dibantu.

Berdasarkan data yang diambil dari Sistem Informasi Pemasaran Hortikultura, harga beberapa komoditas strategis seperti cabe merah keriting relatif masih terkendali. 

Harga ini memang sempat tinggi pada pertengahan Desember 2020 hingga pertengahan Januari 2021, tetapi kembali turun pada akhir Januari 2021. 

Kondisi ini, terang Prihasto, bersifat sementara dan masyarakat diharapkan dapat berlaku tenang. 

“Angka kebutuhan cabe rawit pada Februari 70.005 ton sementara prognosa diperkirakan 89.717 ton. Ini artinya, terjadi surplus yang kemungkinan besar harga akan kembali normal,” jelas Prihasto.

Meski agak tinggi, beberapa pengamat ekonomi menyarankan Pemerintah tidak ikut intervensi akan kenaikan harga sejumlah komoditas terkecuali bawang putih. 

Baca juga : Kasus Merintangi Penyidikan Nurhadi Cs, KPK Panggil 6 Saksi

Hal ini untuk memperbaiki Nilai Tukar Petani (NTP) yang terus merosot selama pandemi Covid-19. 

Untuk mengatasi gejolak harga cabe terkait karakteristiknya yang mudah rusak, Kementan melalui Ditjen Hortikultura mengembangkan fasilitas rantai pendingin meliputi bangsal pasca panen, revitalisasi sub terminal agribisnis, bantuan cold storage dan truk berpendingin

Selain itu, Ditjen Hortikultura juga turut memfasilitasi rumah produksi, alat-alat pengering (dome drying), alat pengolahan pasta bawang atau pasta cabe. 

Tak sampai di situ, Ditjen Hortikultura turut menyediakan aplikasi penjualan daring (online) produk segar dan olahan secara gratis untuk pelaku agribisnis lewat platform hortitraderoom.com yang dapat diakses bebas bayar. 

Selain itu, Pemerintah juga mengajak pihak swasta dan BUMN untuk menyerap produk dari petani. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.