Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Corona Turun, Tapi Sri Mul Tak Tenang

Selasa, 6 April 2021 06:40 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Instagram/smindrawati)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Instagram/smindrawati)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus harian Corona yang mulai turun dalam 3 bulan ini belum membuat Sri Mulyani happy. Menteri Keuangan masih waswas, Corona bakal berdampak pada ekonomi hingga tahun depan. Apalagi, di berbagai negara, mutasi Corona membuat kasus kembali melonjak. Inilah yang bikin Sri Mul tak tenang.

Sejak 3 bulan terakhir, kasus aktif harian Corona di tanah air terus menurun. Hampir tiap hari, jumlah kasus yang positif lebih kecil dari jumlah yang sembuh. Namun, angka kematian per harinya masih cukup mengkhawatirkan.

Hingga kemarin, tercatat kasus positif Corona sudah mencapai angka 1,53 juta orang. Namun kasus aktifnya hanya 116.709 pasien, atau 7,6 persen dari total kasus. Angka ini lebih rendah dari pekan lalu yang mencapai 8,3 persen. Alhasil, posisi Indonesia merosot di urutan 21 dunia.

Baca juga : Formula 1, Banteng Merah Tebar Ancaman

Menanggapi angka penurunan itu, Sri Mul meminta masyarakat untuk tidak terlena. Kata dia, masyarakat harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, meski telah divaksin.

“Kita tidak boleh terlena karena Covid-19 tidak mengikuti perencanaan kita. Dia terus berkembang dan melakukan mutasi hingga muncul varian yang baru,” ujar Sri Mul dalam webinar “Sinergi Memulihkan Negeri” di Jakarta, kemarin.

Bendahara negara ini lantas menyinggung soal penemuan varian baru Corona di berbagai negara. Lonjakan kasus Corona kembali terjadi. Bahkan di negara-negara produsen vaksin pun, kata dia, juga mengalami lonjakan kasus.

Baca juga : Honda CB650R Tampil Makin Gagah

Di Eropa, negara seperti Italia dan Jerman memilih lockdown. Amerika Serikat yang mampu memvaksinasi 2,5 juta warganya per hari, juga tak luput dari tingginya angka penularan. Begitu juga di Filipina, yang sebelumnya penambahan kasus sudah melandai.

Kalau kondisi seperti ini terus terjadi, Sri Mul khawatir pandemi di dunia akan berlangsung hingga tahun depan. Akibatnya, akan terjadi disrupsi-disrupsi ekonomi hingga tahun 2022. Padahal, tahun ini, pemerintah sudah memetakan sebagai tahun pemulihan ekonomi.

Untuk mengantisipasi hal itu, Sri Mul menyiapkan instrumen fiskal APBN di sektor kesehatan, ekonomi dan sosial. Pemerintah menyiapkan Rp 172 triliun dalam APBN untuk penanangan Covid-19. Sebanyak Rp 54 triliun disiapkan untuk program vaksinasi. Dengan instrumen ini, Sri Mul berharap kegiatan sosial dan ekonomi dapat pulih pada kuartal II 2021, tanpa terjadi lonjakan kasus.

Baca juga : Kenali dan Atasi Self-Harm Pada Anak Remaja

Sementara itu, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menjelaskan, varian E484K ternyata hasil mutasi dari varian B117. Perubahan terjadi pada protein spike, seperti halnya yang terjadi di Afrika Selatan dan Brasil.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.