Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Disiplin Prokes Kendor, Mobilitas Tinggi

Waspada Gelombang Kedua Virus Corona!

Senin, 24 Mei 2021 07:25 WIB
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sonny Hari B Harmadi (Foto: BNPB)
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sonny Hari B Harmadi (Foto: BNPB)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sonny Hari B Harmadi mengingatkan, ada potensi terjadinya gelombang kedua penularan Covid-19.

Setidaknya, ada dua faktor pendukung potensi tersebut. Pertama, kenaikan kasus positif Covid-19 di beberapa daerah. Terutama di Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Baca juga : Di Thailand, Lebaran Dirayakan di Tengah Gelombang Ketiga Corona

Kenaikan kasus Covid-19 di beberapa daerah itu, berkontribusi terhadap pertambahan kasus nasional secara drastis. “Saat ini kenaikan kasus positif sudah mulai terjadi,” ujar Sonny dalam talkshow daring bertajuk “Varian Baru Covid-19”, Sabtu (22/5).

Apalagi, Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo sebelumnya sudah mengemukakan kemungkinan berpindahnya kasus dari Sumatera ke Jawa, dan sebaliknya, yang disebutnya dengan “teori pingpong”. “Makanya kami melakukan berbagai upaya mitigasi agar bila ada kenaikan, kita bisa menekan kenaikan itu semaksimal mungkin,” jelasnya.

Baca juga : BMKG Pastikan Indonesia Tidak Ada Gelombang Panas

Sementara faktor kedua, tambah Sonny, adalah menurunnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan, terutama dalam sebulan terakhir. Padahal di saat bersamaan, mobilitas masyarakat naik karena arus mudik, libur Idul Fitri, dan arus balik. “Ini cenderung mendukung potensi kenaikan kasus,” imbuhnya.

Sonny mengingatkan, pada September hingga November 2020, disiplin masyarakat menerapkan protokol kesehatan meningkat. Namun, kepatuhan jadi loyo sejak pertengahan November 2020 hingga minggu ketiga Januari 2021. Padahal, saat itu mobilitas masyarakat tengah tinggi karena libur Natal dan Tahun Baru 2021.

Baca juga : Top, Diplomasi Publik Indonesia Berkembang Pesat Di Ethiopia

“Kepatuhan memakai masker hanya 30 sampai 40 persen. Makanya dampaknya saat itu mengalami lonjakan kasus. Puncaknya, awal Februari, penambahan kasus aktif tertinggi,” tuturnya.

Menekan angka penularan, pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro sejak minggu ketiga Januari. Kepatuhan masyarakat terus meningkat hingga minggu kedua April 2021. Namun, setelah itu turun lagi hingga saat ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.