Dark/Light Mode

Embung Giriroto Boyolali Habiskan Rp 12 Miliar

Sabtu, 27 April 2019 01:56 WIB
Embung Giriroto Boyolali
Embung Giriroto Boyolali

RM.id  Rakyat Merdeka - RMco.id Rakyat Merdeka -Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  terus meningkatkan jumlah tampungan air melalui pembangunan embung di seluruh Indonesia.

Selain untuk irigasi sawah, embung juga bermanfaat untuk konservasi air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku, sumber air bagi ternak terutama pada saat musim kemarau.
 
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pada tahun 2018, jumlah embung yang dibangun sebanyak 103 embung. Dengan tambahan jumlah embung tersebut, maka selama empat tahun (2015 – 2018), jumlah embung yang dibangun 949 buah.

Tahun ini, kata Basuki akan dibangun tambahan 104 embung, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Total yang terbangun hingga 2019 akan mencapai 1.053 embung

Baca juga : Rusun Mahasiswa di Jatim Telan Dana Rp 10,6 Miliar

Pembangunan embung bertujuan untuk menambah penyediaan sarana dan prasarana air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan. Salah satu embung yang telah rampung pembangunannya pada Desember 2018 adalah Embung Giriroto di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

"Luas Embung Giriroto adalah 1,3 hektar, dengan kedalaman 6 meter dan volume 48.000 m3. Manfaat Embung Giriroto untuk menambah supply air Daerah Irigasi Cengklik  seluas 74 hektar. Pembangunan Embung Giriroto, mulai April 2018 dan selesai pada Desember 2018. Kini sudah ramai dimanfaatkan oleh masyarakat setempat," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Charisal Akdian Manu.

Pembangunan Embung Giriroto dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Ditjen Sumber Daya Air dengan anggaran sebesar Rp 12,14 miliar dan kontraktor PT Parto Adhi Nugroho.  

Baca juga : Dua Tahun, Mensos Salurkan Rp 60 Miliar

Sebelum adanya embung tersebut, Desa Giriroto yang terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu desa yang memanfaatkan jaringan irigasi yang bersumber dari Waduk Cengklik. Waduk tersebut, semula dibangun oleh pemerintah Belanda guna penyediaan air tanaman tebu untuk Pabrik Gula Colomadu.

Area irigasi di Desa Giriroto seluas 156 Ha berada di paling hilir dari jaringan Irigasi Cengklik. Setelah pabrik gula tidak beroperasi dan karena perubahan pola tanam dari tanaman tebu menjadi padi-padi-palawija maka terjadi peningkatan kebutuhan air.

Sementara Waduk Cengklik terus mengalami penurunan kondisi jaringan dan keterbatasan air hingga akhirnya tidak berfungsi efektif sejak sekitar tahun 1998, sehingga akhirnya diperlukan pembangunan embung tersebut.

Baca juga : Mandiri Syariah Raup Laba Rp 605 Miliar

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :