Dark/Light Mode

Kinerja Semester I

Tembus Rp 167 T, Investasi Manufaktur Makin Ngebut

Kamis, 29 Juli 2021 11:15 WIB
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: ist)
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah investor dari sektor industri manufaktur masih percaya diri untuk merealisasikan investasinya di Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Geliat investasi ini akan memperkuat struktur manufaktur di tanah air sehingga bisa meningkatkan daya saing. 

“Seiring dengan berbagai upaya pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama bagi para investor skala global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (29/7).

Menperin menegaskan, penerbitan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dapat memberikan sentimen positif kepada para investor untuk tetap menggelontorkan dananya di Indonesia. Pasalnya, ada berbagai kemudahahan yang didapat oleh para pelaku industri. Apalagi, juga adanya tekad pemerintah dalam mendorong percepatan penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19.

Baca juga : Mantap, Produk 194 Desa Sejahtera Astra Tembus Pasar Luar Negeri

“Pemerintah terus menjaga tingkat resiliensi industri di dalam negeri lewat sejumlah kebijakan berupa pemberian stimulus atau insentif, sehingga para pelaku industri bisa mengatasi tantangan pandemi dan terus bertumbuh,” paparnya.

Merujuk data Kementerian Investasi/BKPM, pada Januari-Juni 2021, realisasi investasi sektor industri adalah sebesar Rp 167,1 triliun atau naik 29 persen dibanding periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 129,6 triliun. Pada semester I tahun ini, sektor industri berkontribusi hingga 37,7 persen dari total nilai investasi nasional yang mencapai Rp 442,8 triliun.

“Adapun dua sektor industri primadona yang menjadi penyumbang terbesar, yakni kelompok industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang berinvestasi sebesar Rp 57,6 triliun atau berkontribusi 13 persen. Berikutnya adalah investasi dari industri makanan sebesar Rp36,6 triliun (8,3 persen),” sebut Menperin.

Baca juga : Menteri Bahlil Pede Target Investasi Tahun Ini Tercapai

Sementara itu, sepanjang enam bulan ini, nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) dari sektor industri mencapai Rp 46,3 triliun atau berkontribusi 21,6 persen dari total PMDN yang menembus Rp 214,3 triliun. Sedangkan, nilai penanaman modal asing (PMA) dari sektor industri mencapai Rp 120,8 triliun atau berkontribusi 52,9 persen dari total PMA yang menembus Rp 228,5 triliun.

Sumbangsih nilai PMDN sektor industri tersebut, berasal dari investasi industri makanan sebesar Rp 14,7 triliun yang meliputi sebanyak 2.644 proyek, kemudian industri kimia dan farmasi Rp 8,4 triliun (1.074 proyek), industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 6,8 triliun (643 proyek), industri kertas dan percetakan Rp 5,4 triliun (615 proyek), serta industri mineral non-logam Rp4,7 triliun (435 proyek).

Selanjutnya, investasi industri karet dan plastik Rp 3,2 triliun (765 proyek), industri tekstil Rp 1,1 triliun (614 proyek), industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain Rp 678 miliar (270 proyek), industri kayu Rp 404 miliar (516 proyek), industri barang dari kulit dan alas kaki Rp 143 miliar (101 proyek), industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam Rp 130 miliar (471 proyek), serta industri lainnya Rp 546 miliar (804 proyek).

Baca juga : Puan Desak Pemerintah Gercep Atasi Kelangkaan Oksigen

Sumbangsih nilai PMA sektor industri terutama berasal dari investasi industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 3,4 miliar dolar AS (550 proyek), industri makanan 1,5 miliar dolar AS (1.216 proyek), industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain 961,2 juta dolar AS (624 proyek), industri kimia dan farmasi 818,2 juta dolar AS (779 proyek), serta industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam 371,4 juta dolar AS (677 proyek).

Berikutnya, investasi industri kertas dan percetakan 246,8 juta dolar AS (239 proyek), industri mineral non-logam 220,2 juta dolar AS (161 proyek), industri barang dari kulit dan alas kaki 187,5 juta dolar AS (200 proyek), industri tekstil 163,1 juta dolar AS (560 proyek), industri karet dan plastik 158,7 juta dolar AS (527 proyek), industri kayu 28,2 juta dolar AS (231 proyek), serta industri lainnya 141 juta dolar AS (520 proyek). [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.