Dark/Light Mode

Permintaan Meroket

Harga Batu Bara Acuan Tembus Rp 1,875 Juta Per Ton

Rabu, 4 Agustus 2021 18:10 WIB
Ilustrasi (Foto: Ist)
Ilustrasi (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meningkatnya permintaan batubara di China, Jepang dan Korea Selatan kembali mengerek harga batubara global, yang turut mempengaruhi Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Agustus 2021 hingga ke angka 130,99 dolar AS per ton atau Rp 1.875.000. Yakni angka tertinggi lebih dari 1 dekade terakhir.

"Melambungnya harga batubara dunia dipengaruhi musim penghujan yang ekstrem di China yang mengganggu kegiatan produksi dan transportasi batubara di negara tersebut, sementara kebutuhan batubara meningkat untuk keperluan pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batubara domestik negara tersebut," ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi di Jakarta, Selasa (3/8).

Agung menambahkan, menguatnya harga juga didorong meningkatnya permintaan batubara dari Jepang dan Korea Selatan yang menjadi faktor naiknya harga batubara global.

Baca juga : Laku Keras, Penawaran Lelang SUN Hari Ini Tembus Rp 107,78 Triliun

Sebelumnya, pada Februari 2011 rekor HBA tertinggi dicatatkan sebesar 127,05 dolar AS per ton atau Rp 1.818.556.

Sempat melandai pada Februari-April 2021, HBA mencatatkan kenaikan beruntun pada periode Mei-Juli 2021 hingga menyentuh angka 115,35 dolar AS  atau Rp 1.651.229 per ton di Juli 2021.

Ternyata, kenaikan tersebut terus konsisten hingga bulan Agustus 2021 dengan mencatatkan rekor tertinggi baru.

Baca juga : Jasa Marga Raih Laba Rp 855 Miliar

Sebagai informasi, HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Baca juga : Penjualan Listrik PLN Tembus Rp 140,5 Triliun

Nantinya, HBA bulan Juli ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel). [EFI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.