Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dialog Bareng Rektor Se-Indonesia

Menko Polhukam: Pemerintah Tak Alergi Kritik

Jumat, 6 Agustus 2021 08:41 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD saat berdiskusi dengan para rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, Kamis (5/8). (Foto: Ist)
Menko Polhukam Mahfud MD saat berdiskusi dengan para rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, Kamis (5/8). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah berdialog rutin dengan berbagai elemen organisasi masyarakat dan keagamaan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD kini berdiskusi dengan para rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, Kamis (5/8).

Dalam dialog virtual yang juga dihadiri Mendikbudristek Nadiem Makarim ini, para pimpinan perguruan tinggi dari 820 kampus negeri maupun swasta berkesempatan melakukan tanya jawab berbagai hal dengan pemerintah.

Salah satu masalah yang mengemuka adalah ruang demokrasi dan kebebasan berpendapat di era pandemi.

"Perlu ada kepastian, kaitan dengan kemerdekaan berbicara dan kebebasan mimbar. Apakah nanti karena sedikit vokal, karena kondisi pandemi orang-orang sedang sensitif, nanti persoalannya berhadapan dengan aparat. Sehingga orang takut untuk menyampaikan kritik dan pendapat," tanya Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang Ahmad Amarullah.

Baca juga : KSP Mendengar, Bukti Pemerintah Tak Anti Kritik

Kepada para rektor, Mahfud menegaskan masukan dan kritik adalah salah satu dasar dalam mengambil kebijakan untuk memperjuangkan kepentingan publik. Karena itu, pemerintah tidak alergi terhadap kritik.

"Kita tidak menolak kritik sama sekali. Sebab jika tidak ada kritik, maka kita sulit mengambil kebijakan mengatasnamakan kepentingan publik," ujar Mahfud.

Mahfud juga mengaku sangat senang ke kampus dan berdialog dengan mahasiswa yang kritis. Ia mangajak pimpinan perguruan tinggi memfasilitasi mereka yang kritis sekaligus difasilitasi untuk berpikir rasional dan bertanggung jawab.

"Kami tidak pernah menganggap mahasiswa yang kritis itu musuh pemerintah. Anak-anak yang kritis ini akan meneruskan memimpin negara. Sama sekali tidak boleh membungkam sikap kritis mahasiswa, dosen dan lain sebagainya. Tetapi diarahkan untuk bertanggung jawab. Kalau ada orang kritis itu saya senang, karena mewakili hati nurani saya juga," papar Mahfud yang direspons positif dan antusias dari para pimpinan perguruan tinggi.

Baca juga : Jajaki Peluang Kerja Sama Antar Kepolisian

Rektor Universitas Andalas Yuliandri mengatakan, tantangan utama perguruan tinggi di masa pandemi adalah peran perguruan tinggi dalam mendukung kondusifitas, terutama aspek politik, hukum, dan keamanan.

"Memang tanpa kita sadari hambatan utama adalah soal komunikasi yang belum terbangun dengan baik. Misalnya antara perguruan tinggi dengan mahasiswa," ujar Yuliandri sembari mengusulkan agar kebijakan pemerintah tersampaikan dengan baik ke masyarakat.

Terkait peran kampus dalam membantu penanganan Covid-19, Rektor Universitas Diponegoro Yos Johan Utama, mengatakan banyak hal yang sudah dilakukan oleh kampus-kampus.

Karena itu, forum dialog yang diselenggaran Kemenko Polhukam ini sangat bermanfaat untuk saling berbagi informasi antar pimpinan kampus, sekaligus menyampaikan masukan untuk pemerintah.

Baca juga : Bamsoet Minta Kemenkes Optimalkan Pemberian Vaksin Booster Bagi Nakes

"Kita sangat jarang bertemu seperti ini, padahal sangat dibutuhkan. Karena itu, terima kasih kepada Menko Polhukam, mungkin karena beliau orang perguruan tinggi jadi paham betul. Kita dipertemukan di sini, bersama-sama kita akan bisa menyelesaikan persoalan, termasuk Covid-19 ini," ujarnya.

Peran perguruan tinggi dalam penanganan pandemi covid juga ditegaskan Rektor Universitas Hasanudin Makassar (Unhas) Dwia Aries Tina Pulubuhu. Menurutnya, kampus-kampus melalui satgasnya beraksi secara nyata dalam menanganan Covid-19.

"Satgas covid Universitas Hasanudin dan universitas lain beraksi secara nyata ikut membantu, bukan hanya civitas akademika dan alumni, tapi juga pada masyarakat luas, seperti membantu rumah sakit bahkan menggalang dana," tambahnya.

Menko Mahfud dan Menristekdikbud Nadiem Makarim mengapresiasi berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh para pimpinan perguruan tinggi, baik mensukseskan program Merdeka Belajar, maupun berbagai upaya yang terkait dengan kepatuhan protokol kesehatan. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.