Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Getaran Gempa M6,5 Garut Terasa Hingga Jakarta, Trending Topics Di X
- Gempa M3,1 Sukabumi Dipicu Sesar Cugenang, Belum Ada Laporan Kerusakan Bangunan
- Gempa Kuat M6,5 Guncang Jabar Dan Sekitarnya, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
- Malam Ini, Sukabumi Digoyang Gempa M3,1 Kedalaman 5 Km
- Media Timteng: Erick Bawa Berkah Bagi Sepak Bola Indonesia
Sebelumnya
Kemudian, pada awal Agustus 2021, Pemerintah Kota New Delhi menurunkan lagi patokan tarifnya, menjadi 500 rupee atau Rp 100 ribu saja.
"Kalau pemeriksaannya dilakukan di rumah klien, maka tarifnya adalah 700 rupee atau Rp 140 ribu rupiah. Sedangkan tarif pemeriksaan rapid antigen adalah 300 rupee atau Rp 60 ribu rupiah," jelas Prof.Tjandra.
Baca juga : Bamsoet Pastikan Presiden Hadir dalam Sidang Tahunan MPR
Mantan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan ini mengatakan, perlu analisis mendalam tentang kenapa tarif PCR di India dapat lebih murah.
"Teman dari India mengatakan, mungkin ada subsidi dari pemerintah setempat, sesuatu yang nampaknya barangkali saja terjadi sebagai bagian penanggulangan pandemi. Karena kalau harga tes bisa lebih murah, maka jumlah tes di negara kita bisa lebih banyak. Sehingga, penularan di masyarakat juga bisa dikendalikan," paparnya.
Baca juga : Bamsoet Ajak Pengusaha Salurkan CSR Bantu Warga Terdampak Pandemi
"Mungkin juga, karena ada fasilitas keringanan pajak. Soal itu, saya tidak punya informasi. Atau banyak juga dibicarakan tentang lebih murahnya bahan baku untuk industri, dan ketersediaan tenaga kerja yang besar jumlahnya. Semua kemungkinan ini perlu dianalisis lebih lanjut," sambung Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.
Yang jelas, selain tarif PCR, harga obat-obatan di India juga amat murah bila dibandingkan dengan Indonesia. "
Baca juga : Anies Ajukan Perubahan Perda Covid-19 Ke DPRD DKI
Pada waktu 5 tahun bertugas di WHO Asia Tenggara yang berkantor di New Delhi India, maka setiap kali pulang ke Jakarta, saya selalu membawa titipan obat-obat dari teman-teman di Indonesia untuk konsumsi sehari-hari mereka," pungkas Prof. Tjandra. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya