Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini mengajak semua pihak menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya penyalahgunaan Narkotika dan Zat Aditif Lain (Napza).
Penyelamatan generasi muda tidak hanya di pundak Pemerintah melainkan juga tugas segenap elemen bangsa.
Menteri dari PDI Perjuangan ini mengingatkan, saat ini sebanyak 3,6 juta orang menjadi korban penyalahgunaan Napza.
Dalam kajian Badan Narkotika Nasional (BNN), angka penyalahgunaan Napza tidak menunjukkan tanda-tanda melandai di era pandemi Covid-19, satu tahun terakhir.
Baca juga : Pelni Sediakan Layanan Vaksinasi Di 4 Pelabuhan
Sejalan dengan arahan Mensos, Kementerian Sosial akan meningkatkan penyuhan edukasi terhadap masyarakat tentang bahaya Napza.
Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) Kemensos, Syahabuddin menyatakan, penyuluh sosial memiliki peran penting dalam penanganan Napza di Indonesia.
“Penyuluh sosial merupakan ujung tombak dalam penyampaian informasi kepada masyarakat terkait bahaya penyelahgunaan Napza. Penyuluh sosial harus lebih intensif memberikan edukasi dan mendisimenasi informasi, memberikan layanan responsif maupun asistensi kepada masyarakat,” kata Syahabuddin webinar dengan tema 'Waspada Penyalahgunaan Narkoba di Tengah Pandemi Covid-19,' Jumat (9/7).
Berdasarkan data BNN, terdapat peningkatan signifikan terhadap jumlah barang bukti Napza yang disita. Pada tahun 2021 dalam kurun waktu 3 bulan saja, BNN telah menyita sebanyak 808,67 kilogram narkoba jenis sabu dan ganja sebanyak 3.462,75 kilogram.
Baca juga : Polisi Tetapkan Nia Ramadhani Dan Ardi Bakrie Tersangka Kasus Narkoba
Dalam kesempatan sama, Syahabuddin juga menekankan bagaimana penyalahgunaan narkoba mampu merusak karakter sejati dari bangsa Indonesia.
“Napza adalah penyakit yang harus hilang dari Bumi Indonesia. Penyakit yang mematikan karakter orang Indonesia. Membunuh potensi-potensi pemuda kita untuk menjadi pemimpin ke depan,” kata Syahabuddin.
Dalam penangan korban penyalahgunaan Napza, Kemensos melihat pentingnya membangun strategi rehsos berbasis keluarga. Survei menunjukkan keluarga bisa menjadi instrumen, dalam upaya rehabilitasi sosial dan pencegahan. Agar muncul resiliensi dari anggota masyarakat itu sendiri
Kemensos juga menyelenggarakan program rehabilitasi sosial terhadap Korban Penyalahgunaan Napza (KPN), agar KPN mampu melaksanakan keberfungsian sosialnya, meliputi kemampuan melaksanakan peran, memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah dan aktualisasi diri, dan terciptanya lingkungan sosial yang mendukung keberhasilan rehsos KP Napza.
Baca juga : KPK Dalami Penerimaan Gratifikasi Aa Umbara Dari Banyak Instansi Di Bandung Barat
Salah satu metode rehsos bagi KPN adalah Theraupetic Community (TC). Yakni metode rehsos yang ditujukan pada korban penyalahguna napza yang merupakan sebuah keluarga. Terdiri atas orang-orang yang mempunyai masalah dan tujuan yang sama. Yaitu untuk menolong diri sendiri dan sesama yang dipimpin seseorang dari mereka. Sehingga, terjadi perubahan tingkah laku dari negatif ke positif. [DIR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya