Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Wamenag: Mahasiswa Harus Siap Hadapi Era Society 5.0

Jumat, 17 September 2021 14:09 WIB
Wamenag KH. Zainut Tauhid Saadi saat memberikan pembekalan Mahasiswa  UIN Alauddin Makassar yang akan menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN), Kamis (17/9). (Foto: Ist)
Wamenag KH. Zainut Tauhid Saadi saat memberikan pembekalan Mahasiswa  UIN Alauddin Makassar yang akan menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN), Kamis (17/9). (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
Moderasi Beragama

Selain literasi digital, Indonesia juga dihadapkan pada tantangan ekstremisme dan intoleransi. Hasil penelitian Pusat Studi Agama dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2018) pada 18 kota/kabupaten di Indonesia menunjukkan bahwa ancaman ekstremisme di kalangan kaum muda berusia 15-24 sangat mengkhawatirkan.

Tren konservatisme ini dicirikan dengan scriptural plus komunal yang juga menguat. Penelitian sejenis dilakukan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di 18 kota/ kabupaten di Indonesia, berkenaan literatur keislaman Generasi Milenial. Hasilnya, generasi milenial sangat memiliki minat untuk mengakses literatur keagamaan.

Baca juga : Mahasiswa PTKI Harus Siap Hadapi Society 5.0 Dan Jadi Agen Moderasi

Masalahnya adalah terletak pada pilihan topik, di mana jihad dan khilafah paling banyak diminati. Fakta ini, kata Wamenag, harus direspon PTKI dengan memberikan bekal mahasiswanya tentang perspektif moderasi beragama dalam pemahaman teks-teks keagamaan dan kehidupan sosial. Sehingga, mereka bisa menjadi agen dan katalisator dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin.

Menurut Wamenag, pengarusutamaan moderasi beragama setidaknya dilandasi oleh tiga hal. Pertama, kehadiran agama untuk menjaga martabat manusia dengan pesan utama rahmah atau kasih sayang.

Kedua, pemahaman bahwa pemikiran keagamaan bersifat historis, sementara realitas terus bergerak secara dinamis, sehingga kontekstualisasi adalah keniscayaan, tidak justru terjebak pada teks yang melahirkan cara beragama yang ekslusif.

Baca juga : Rupiah Masih Loyo Hadapi Dolar AS

Ketiga, tanggung jawab kita untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari siapa saja yang ingin merongrong kehormatanya.

"Anda semua harus bangga menjadi bagian dari PTKI yang selama ini menjadi tempat penyemaian terbaik Islam yang rahmatan lil alamin yang dipadu dengan ilmu-ilmu filsafat dan sosial humaniora. Karenanya, jadikan anda duta moderasi beragama yang menjadi katalisator untuk mendesiminasikan wawasan dan paham ke-Islaman yang inklusif, toleran dan damai," jelas Wamenag.

"Pemimpin tidak lahir dengan sendirinya, tetapi harus diciptakan melalui forum-forum pendidikan dan pelatihan. Gunakan kesempatan Kuliah Kerja Nyata ini untuk menggali berbagai ilmu pengetahuan, berinteraksi dan membangun komunitas secara apik serta mengasah ketrampilan kepemimpinan yang diperlukan," tandasnya.

Baca juga : Raisa, Takut Hadapi Pandemi

KKN mahasiswa UIN Alauddin Makassar akan berlangsung selama 60 hari. Wamenag berharap KKN 60 hari ini dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan wawasan, menambah semangat dan mengasah ketrampilan di bidang kepemimpinan. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.