Dark/Light Mode

Tujuh UMKM Export Coaching Sukses Ekspor Ke Mancanegara

Minggu, 26 September 2021 17:02 WIB
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi. (Foto: Ist)
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut, tujuh perusahaaan peserta program pendampingan ekspor atau Export Coaching Program (ECP) asal Sulawesi Selatan dan Yogyakarta mampu mengantarkan binaannya para UMKM melakukan ekspor. Pelaku usaha ini bergerak di industri kerajinan, makanan dan minuman, serta kayu, dan produk kayu.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan, capaian ini tidak terlepas kerja sama Kemendag dengan dinas yang menangani sektor perdagangan di Pemprov Sulawesi Selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, ini juga tidak lepas dari komitmen yang kuat serta kerja keras dari para pelaku usaha peserta ECP.

"Hal itu tentu saja cukup membanggakan di tengah kendala logistik kelangkaan kontainer ekspor selama pandemi. Kemendag akan terus mendampingi, membantu, mendorong, dan memberikan fasilitasi kepada para pelaku usaha potensial ekspor guna peningkatan kesiapan ekspor untuk mendukung peningkatan ekspor secara nasional," ungkap Didi, di Jakarta, Sabtu (25/9).

Ketujuh pelaku UMKM itu, tiga asal Sulawesi Selatan: PT Bumi Runut Bersama yang berasal dari Kabupaten Pangkep merupakan UKM Milenial telah berhasil melakukan ekspor perdananya ke China berupa cocofiber sebanyak 1 kontainer senilai 5.135 dolar AS, CV Sumber Pangan Nusantara berhasil melakukan ekspor perdana ke Malaysia produk food stuff (makanan ringan) sebanyak 1 kontainer 40HC ke Tawau Malaysia senilai Rp 103 juta, dan CV LARS dari Makassar berhasil ekspor produk rumput laut ke Taiwan senilai 1.764 dolar AS.

Baca juga : Menperin Bangga Produsen Swab Antigen Lokal Ekspor Ke Mancanegara

Sementara, itu empat UMKM dari Yogyakarta: CV Ride One Gallery berhasil ekspor Cermin Antique ke Prancis dengan nilai transaksi 24.600 dolar AS dan ekspor Glass Handicraft ke Belgia dengan nilai transaksi Rp 167.963.482 (2 x 40 HC), CV Solobeat berhasil melakukan ekspor perdana ke pasar baru, sejumlah 1.000 drumsticks ke Ghana, Afrika dengan nilai 4.000 dolar AS dan 200 pasang Solobeat drumsticks ke negara Kolombia senilai 1.200 dolar AS.

Selain itu, PT Bumicharya Utama Luhur ekspor produk Teak Flooring ke Italia dengan nilai 69 ribu Euro, dan PT Serena Sejahtera berhasil ekspor untuk produk Salak sebanyak 6.500 Kgs ke pasar non tradisional Cambodia dengan nilai 14.553 dolar AS.

"Pelepasan produk ekspor menjadi komitmen kami sebagai upaya meningkatkan daya saing dan memotivasi para pelaku usaha," cetus Didi.

Capaian ini menyusul keberhasilan para UMKM peserta ECP yang telah berhasil melakukan ekspor sebelumnya. Di tahun  2021 ini, masih ditengah  kondisi pandemi Covid-19 ini sudah ada 10 pelaku asal Jawa Timur berhasil melakukan ekspor dengan produk kapok fiber, coconut charcoal, kelapa, alas kaki, kerajinan kaca, tas kerajinan Aceh dan coco powder, damar batu, glassware, interior dari batu alam dengan negara tujuan ekspor: India, Rusia, Vietnam, Inggris, Prancis, Amerika Serikat dan Argentina, Angola dan Belanda.

Baca juga : Mentan SYL Lepas Ekspor Ayam Olahan Ke Bangladesh

Kepala Balai Besar PPEI Heryono Hadi Prasetyo menjelaskan, keberhasilan ini berkat kerja sama tim yang baik antara BB PPEI dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta mampu mengantarkan binaannya para UMKM untuk melakukan kegiatan ekspor.

"Diharapkan para pelaku usaha mampu menjalankan bisnis ekspornya secara efektif dan mandiri," harapnya.

Heryono menambahkan, permasalahan yang sering dihadapi pelaku usaha di antaranya keterbatasan kapasitas produksi, SDM, persyaratan, promosi, serta pengetahuan tentang regulasi ekspor, baik di dalam negeri maupun di negara tujuan ekspor.

"Oleh karena itu, melalui ECP, peserta juga diharapkan dapat menambah wawasan mengenai cara mengatasi berbagai kendala yang dihadapi untuk menjadi eksportir yang tangguh," ujarnya.

Baca juga : Bantu UMKM, SRC Dorong Masyarakat Belanja Di Toko Kelontong

Dijelaskannya, ECP untuk wilayah Sulawesi Selatan saat ini akan memasuki tahap ketiga yaitu Pendampingan Market Development dari 8 tahapan. PPEI bersama para coach dan tim dari Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen dan memotivasi serta terus mendampingi peserta ECP guna berhasil menembus pasar ekspor.

Keberhasilan tersebut juga tidak lepas dari rajinnya UKM dalam mengikuti proses pendampingan dan konsultasi dengan coach untuk hal-hal teknis persiapan ekspor, dokumen serta pengiriman. Sedangkan empat pelaku usaha asal  Yogyakarta yang mengikuti kegiatan pendampingan ekspor di tahun ini, meskipun program ECP masih belum selesai,  berhasil melaksanakan kegiatan ekspor perdana secara mandiri dan ekspor berkala meski di tengah kondisi ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19.

"Peserta ECP telah diberikan pendampingan mengenai kesiapan dokumen ekspor, hal-hal yang dipersiapkan ketika bernegosiasi dengan calon buyer, pengetahuan tentang kepabeanan dan pengiriman barang ekspor, kalkulasi harga ekspor dan sistem pembayaran ekspor. Diharapkan semakin banyak UMKM yang berhasil ekspor dan mampu mendorong peningkatan ekspor Indonesia di pasar global," pungkas Heryono. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.