Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Perindustrian terus mendukung industri kecil dan menengah (IKM) makanan dan minuman (mamin) untuk meningkatkan daya saing dan ekspornya.
IKM mamin saat ini berjumlah sekitar 1,68 juta unit usaha atau 38,27 perssn dari total unit usaha IKM secara keseluruhan. Jumlah tersebut mampu menyerap hingga sekitar 3,89 juta tenaga kerja.
“Tentunya ini menunjukkan bahwa IKM mamin memiliki peran penting sebagai komponen pemberdayaan masyarakat dalam memajukan perekonomian Indonesia,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Sabtu (19/6).
Baca juga : Mendes Harap Gernas BBI Dapat Bangkitkan Pelaku UMKM
Produk IKM mamin Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memenuhi pasar dalam negeri serta pasar ekspor. Di era pasar global, peluang ekspor produk Indonesia terbuka lebar, namun hal ini juga menjadi tantangan tersendiri karena pelaku usaha akan bersaing dengan kompetitor dari negara lain.
Menurut data dari salah satu e-commerce global, banyak produk mamin yang tersedia di Indonesia memiliki potensi pasar ekspor yang tinggi. Seperti aneka tepung (tepung tapioka, tepung sagu), aneka buah kering (mangga, nangka, buah naga, pepaya), keripik buah (nangka, pisang, singkong), gula palma, kopi, teh, bubuk kelor, olahan kelapa (bubuk kelapa, VCO), dan rempah (bubuk lada, bubuk kayu manis).
Namun karena para pelaku IKM mamin masih perlu meningkatkan pengetahuan akan akses pasar global, maka pasar ekspor produk-produk potensial tersebut pada saat ini masih didominasi dari negara lain seperti Vietnam dan Thailand. “Hal ini menunjukkan Indonesia perlu memanfaatkan peluang pasar ekspor,” beber Agus.
Baca juga : Diincar Dengan Harga Tinggi, Khofifah Larang Ekspor Katak Porang
Untuk dapat memanfaatkan peluang tersebut dan bersaing dengan negara lain, faktor penting yang harus diperhatikan oleh IKM mamin adalah pemenuhan keamanan dan mutu produk sesuai standar-standar yang ditentukan, penggunaan teknologi proses yang efisien dan inovatif, serta pengembangan produk menyesuaikan dengan permintaan pasar.
Aneka produk hilir mamin, termasuk keripik dan kerupuk, perlu terus ditingkatkan daya saingnya dengan memperhatikan standar-standar seperti GMP (Good Manufacturing Practices) atau Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
Kemudian, memiliki kemasan yang menarik dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Selain itu, penggunaan mesin dan teknologi peralatan juga diperlukan untuk menjaga kualitas produk pangan yang dihasilkan.
Baca juga : Kemenperin Gelar Pelatihan Pejabat Penyuluh Perindag
“Produk IKM mamin juga membutuhkan sertifikasi sistem keamanan pangan agar dapat diterima di pasar global. Selain menghasilkan produk hilir yang berkualitas, IKM mamin juga telah mampu menghasilkan produk bahan baku yang dapat menjadi substitusi impor, seperti tepung mocaf, sagu, porang, dan sebagainya,” jelas Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya