Dark/Light Mode

Bakti Kominfo Bantu Disabilitas Melek Digital

Kamis, 7 Oktober 2021 13:56 WIB
Webinar bertajuk Melepas Batas Para Disabilitas di Daerah 3T, Kamis (7/10). (Foto: Ist)
Webinar bertajuk Melepas Batas Para Disabilitas di Daerah 3T, Kamis (7/10). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus menggenjot pembangunan ekosistem digital. Ekosistem digital tersebut dibangun untuk mempersiapkan sumber daya manusia di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) termasuk dalam melepas batas para difabel.

Kadiv Perencanaan Strategis Bakti Kominfo Yulis Widyo Marfiah mengatakan, program pelatihan dilakukan baik di sektor pendidikan, pariwisata, kesehatan, dan di sektor publik.

"Masyarakat di daerah 3T dapat menikmati program tersebut secara gratis, termasuk juga bagi mereka yang berkebutuhan khusus atau difabel," katanya dalam webinar bertajuk Melepas Batas Para Disabilitas di Daerah 3T, Kamis (7/10).

Baca juga : Sandi Borong Tote Bag Buatan 5 Remaja Disabilitas Di Lampung

Yulis memastikan walaupun Bakti Kominfo menyediakan pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khusus bagi para difabel, tapi semua program tersebut terbuka untuk umum. Yulis menuturkan, di daerah 3T banyak program pelatihan dan terbuka untuk siapa saja.

"Rekan-rekan difabel bisa mengikuti dengan menyesuaikan pada minat dan kemampuannya. Saat ini bisa ikut pelatihan melalui daring dan akan memperoleh sertifikat Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang dapat dipakai untuk referensi bekerja," ujarnya.

Hal tersebut sesuai dengan agenda percepatan transformasi digital nasional. Menteri Kominfo Johnny G Plate memberi perhatian khusus kepada para difabel dengan mendukung adopsi teknologi sehingga dapat meminimalisir ataupun menghilangkan keterbatasan sosial yang ada.

Baca juga : Strategi Kementan Dalam Stabilisasi Harga Telur Ayam Ras

Karena, kata Yulis, berdasarkan data BPS pada 2020 hanya 34,89 persen penduduk difabel yang menggunakan ponsel dan laptop. Selain itu, juga hanya 8,5 persen yang memanfaatkan internet dari total 22,5 juta penduduk difabel di Indonesia.

Aktivis Difabel sekaligus Ketua ParaDifa Echi Pramitasari juga sudah menjadi peserta program Bakti Kominfo. Tidak hanya sebagai peserta, Echi juga menambah kemampuan sebagai instruktur lewat pelatihan dari Bakti Kominfo tersebut.

Kolaborasi ParaDifa dan Bakti Kominfo yang dilakukan pada 2020 berhasil menjangkau 1.790 rekan difabel dari seluruh Indonesia secara daring. Termasuk juga para difabel yang tinggal di daerah 3T sebanyak 256 peserta.

Baca juga : Masih Ada Pemda Diskriminasi Atlet Difabel

Para difabel fisik, sensorik, mental, dan intelektual diberi pelatihan. Begitu juga dengan uji kompetensi TIK pada program office, desain, e-commerceGoogle Sheet, dan Google Form.    

Echi berharap ke depannya masyarakat dapat mengakui kelebihan dan kompetensi rekan-rekan difabel. Dengan begitu tidak terkotak-kotakan di bidang pekerjaan tertentu saja. Karena, kata Echi, di tengah keterbatasan yang ada, para difabel memiliki kemampuan yang sama dengan masyarakat non difabel.

"Yang paling dibutuhkan adalah kesempatan dan dilibatkan dalam berbagai kegiatan sehingga masyarakat juga mengenal kami. Para difabel juga perlu menunjukan dirinya kalau mereka bisa, mereka mampu, dan mereka ada," ujarnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.