Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Ini Peran Ganda Hulu Migas Di Tengah Perubahan Iklim
Kamis, 14 Oktober 2021 16:46 WIB
Sebelumnya
"Sudah ada beberapa data untuk kapasitas dan studi implementasi awal yang dilakukan oleh industri migas," ujar Tutuka.
Tutuka menjelaskan, terdapat enam proyek CCUS potensial yang tengah dalam tahap kajian. Pertama, proyek di Gundih yang merupakan pengembangan antara ITB, J-Power, dan Janus.
Ada juga proyek CO2-EOR Sukowati oleh PT Pertamina EP juga tengah dikembangkan dengan menggandeng Japex dan Lemigas.
Baca juga : Hadi Poernomo: Genjot Pajak Dengan Penggunaan Teknologi
Penerapan CCSU dan EOR lainnya tengah dikaji di lapangan Limau Biru oleh Japex dan Lemigas yang juga terlibat dalam proyek MRV methodology.
Dua proyek lainnya adalah proyek Sink Match oleh ITB dan Janus, serta proyek CCUS di Tangguh oleh BP Berau Ltd dan ITB.
"Dari tiga proyek CCUS di Gundih, Sukowati, dan Tangguh diharapkan bisa menyimpan CO2 sebanyak 50 juta ton nantinya," harap Tutuka.
Baca juga : Keren, RI Peringkat Kelima Dunia Vaksinasi Terbanyak
Strategi selanjutnya, pemerintah akan mengupayakan agar industri hulu migas bisa melakukan efisiensi energi termasuk mengurangi flaring dan venting.
"Kementerian ESDM telah menerbitkan Peraturan Menteri mengenai hal ini baik dari sisi teknis maupun komersial," ungkap Tutuka.
Stretegi lain yang ditempuh adalah mengimplementasikan perdagangan karbon (carbon cap and trade) dan mempromosikan carbon offsetting. "Jadi bisa diperdagangkan, tapi kita harus punya aturannya," pungkas Tutuka. [SRI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya