Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peringati Serangan Umum 1 Maret

Mahfud MD: 6 Jam Yang Manfaatnya 75 Tahun

Selasa, 16 November 2021 11:18 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD saat memberikan Keynote Speech di acara Seminar Nasional bertajuk Serangan Umum di Jogja: Indonesia Masih Ada secara daring, Selasa (16/11).  (Foto: Ist)
Menko Polhukam Mahfud MD saat memberikan Keynote Speech di acara Seminar Nasional bertajuk Serangan Umum di Jogja: Indonesia Masih Ada secara daring, Selasa (16/11).  (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkapkan, Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah langkah strategis untuk mematahkan argumentasi internasional kala itu, dan efektif membuktikan ke dunia internasional bahwa Indonesia masih ada.

"Ini adalah bentuk kolaborasi masyarakat sipil dan militer, dirancang oleh Sultan Hamengkubuwono IX dan Panglima Jenderal Sudirman, dilaksanakan bersama oleh TNI dan rakyat Yogyakarta," tutur Mahfud. 

Demikian disampaikan Menko Polhukam saat memberikan Keynote Speech di acara Seminar Nasional Serangan Umum di Jogja: Indonesia Masih Ada secara daring, Selasa (16/11).

Baca juga : Jangan Sembarangan Minum Air Dalam Kemasan, Perhatikan Beberapa Hal Ini

Acara tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendukung pengusulan Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi Hari Nasional.

Seminar tersebut juga menghadirkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Mahfud menekankan, perjuangan mempertahankan kemerdekaan sama pentingnya dengan meraih kemerdekaan. Hal ini yang tercermin jelas dalam Serangan Umum 1 Maret, dan mempertahankan kemerdekaan butuh peran serta dan kerjasama.

Baca juga : Serikat Karyawan Curhat Ke Mahfud, Minta Garuda Diselamatkan

"Kala itu awal Maret 1949, Sultan mendengar akan diselenggarakan rapat Dewan Keamanan PBB soal Indonesia dan Belanda. Sultan berkirim surat ke Panglima Sudirman untuk melakukan Serangan Umum untuk mengusir Belanda. TNI dan laskar rakyat berhasil menguasai Yogyakarta selama 6 Jam," ujar Mahfud bertutur mengutip sejarah. 

Meski hanya 6 jam, namun menurut Mahfud, manfaatnya terasa lebih dari 75 tahun hingga saat ini. Serangan itu efektif mematahkan argumentasi Belanda ke dunia internasional bahwa Indonesia sudah tidak ada dan tidak berjalan efektif.

Ini merupakan pembuktian ke Internasional bahwa Indonesia masih ada, bahwa Belanda melakukan agresi bukan sekedar aksi polisional semata.

Baca juga : Pegadaian Serahkan Hadiah Rumah Rp 1,25 M Kepada Nasabah Di Jambi

"Sekarang mungkin ancaman militer sudah jauh berkurang, tapi bisa jadi suatu saat terjadi, seperti gejolak yang terjadi di Asia, kemudian juga ada ancaman dalam bentuk lain. Ini semua cuma bisa kita hadapi dengan sinergi dan kerjasama antar elemen bangsa," ingat Menko Polhukam.

Mantan Menhan era Presiden Gus Dur ini menekankan, eksistensi Indonesia perlu dijaga. Selain itu, perlu dipatri kebanggaan bahwa Indonesia adalah bangsa yang memproklamirkan sendiri kemerdekaannya, bukan hadiah dari penjajah.

Hal itu salah satunya tercermin dalam Serangan Umum 1 Maret yang diinisiasi Sultan Hamengkubuwono IX di Yogyakarta. "Dengan Serangan Umum ini, Indonesia masih ada," pungkasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.