Dark/Light Mode

PERKENI Bersama Pemerintah dan Swasta Edukasi Masyarakat Terkait Diabetes

Kamis, 1 Desember 2022 00:10 WIB
Konferensi pers virtual yang bertajuk Lindungi Masa Depanmu – Integrasi Teknologi Kesehatan untuk Optimalkan Edukasi dan Program Dukungan Pasien Diabetes, di Jakarta, Rabu (30/11). (Foto: PERKENI)
Konferensi pers virtual yang bertajuk Lindungi Masa Depanmu – Integrasi Teknologi Kesehatan untuk Optimalkan Edukasi dan Program Dukungan Pasien Diabetes, di Jakarta, Rabu (30/11). (Foto: PERKENI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagai upaya mengedukasi masyarakat tentang manfaat teknologi kesehatan guna memberi dukungan terhadap para penyandang diabetes, Sanofi Indonesia bekerja sama dengan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) mengadakan kegiatan advokasi publik melalui konferensi pers virtual yang bertajuk “Lindungi Masa Depanmu – Integrasi Teknologi Kesehatan untuk Optimalkan Edukasi dan Program Dukungan Pasien Diabetes”, di Jakarta, Rabu (30/11).

Kasus baru diabetes telah mencapai angka 426 juta hingga 2017 (International Diabetes Federation 2017). Diabetes bukan hanya menjadi permasalahan masyarakat di negara maju, di negara berkembang diabetes juga menjadi permasalahan kesehatan. Saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-6 dengan total penyandang diabetes (diabetesi) 10,6 juta. WHO pun memprediksi diabetes di Indonesia akan terus meningkat hingga menduduki peringkat ke-4 di dunia pada 2030.

Diabetes (tipe 2) sebenarnya dapat dicegah dengan peningkatan pengetahuan dan perilaku hidup sehat, mengingat faktor risiko yang paling, utama berhubungan dengan penyakit diabetes tipe 2, adalah gaya hidup. American Diabetes Association (ADA) memaparkan, perubahan gaya hidup yang sederhana, seperti pola makan yang lebih sehat dan rutin beraktivitas fisik, sudah dapat menurunkan risiko diabetes secara signifikan.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam paparannya mengenai situasi diabetes di Indonesia tahun 2022 mengatakan, penyakit diabetes melitus (DM) semakin meningkat di Indonesia. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi DM meningkat menjadi 10,9 persen dan prediksi International Diabetes Federation (IDF) memprediksikan akan ada peningkatan jumlah penderita diabetes di Indonesia dari 10,7 juta tahun 2019 menjadi 13,7 juta di 2030.

Baca juga : Wamenkumham: Pemerintah Pakai Masukan Masyarakat Sipil

“Upaya menurunkan prevalensi DM menjadi penting dan salah satu yang memegang peranan penting bagi semua stakeholder. Diagnosis dini dan tatalaksana komprehensif pada penderita diabetes akan menekan angka morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit komorbid ataupun komplikasi diabetes,” ucapnya.

Ketua PERKENI Ketut Suastika menyampaikan update terkini seputar pencegahan dan manajemen diabetes melitus. Menurutnya, terdapat 3 jenis pencegahan diabetes melitus tipe 2 yaitu pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk menderita DM tipe 2 dan intoleransi glukosa. Upaya pencegahan dilakukan terutama melalui perubahan gaya hidup.

Lalu, pencegahan sekunder berupa upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah terdiagnosis DM Tipe 2. Pencegahan sekunder dilakukan dengan mendeteksi dini adanya penyulit, melakukan penyuluhan, dan melakukan pemberian vaksinasi. “Kemudian, pencegahan tersier ditujukan pada kelompok pasien diabetes yang telah mengalami penyulit dalam upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut serta meningkatkan kualitas hidup,” ucapnya.

Ketua Umum Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Sony Wibisono menyampaikan peran pemantauan dalam program dukungan pasien dalam perawatan pasien diabetes. “Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) yang terstruktur dan alat ukur yang baik dapat memberikan informasi mengenai variabilitas kadar glukosa darah harian penyandang DM. Pemantauan glukosa darah mandiri merupakan bagian dari Diabetes Self Management Education (DSME) atau Edukasi Pengelolaan Diabetes Mandiri (EPDM),” terangnya.

Baca juga : DPR Nilai Pemerintah Sudah Maksimal Sikapi Perang Rusia Ukraina

Ketua Perkumpulan Diabetes Edukator Indonesia (PEDI) Aris Wibudi turut menekankan pentingnya peningkatan edukasi bagi lingkaran orang dengan diabetes. Kata dia, ada lima pilar penatalaksanaan diabetes, yaitu edukasi, pola makan, latihan fisik, obat bila diperlukan, serta pemantauan glukosa darah mandiri. “Edukasi penting bagi para diabetisi karena dengan pemahaman yang baik mengenai penyakit yang dideritanya, maka para diabetisi ini akan dapat mengelola penyakit dengan baik juga, salah satunya menjaga kadar gula darah senormal mungkin,” terangnya.

Ketua Umum Asosiasi Healthtech Indonesia (AHI) Gregorius Bimantoro menerangkan, transformasi digital pada bidang kesehatan mendorong berbagai kemungkinan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Penanganan dan pencegahan penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus merupakan salah satu upaya penting. Dengan teknologi kesehatan, upaya tele-kesehatan, mulai dari promotif dengan tele-edukasi, preventif primer maupun sekunder sampai kepada tele-monitoring dapat dilakukan.

“Kesehatan digital hadir bukan sekedar menggantikan tatap muka sesaat melainkan pemantauan kesehatan yang terus menerus dilakukan dengan menggunakan wearables sebagai alat terhubung/Internet of Things (IoT) dengan  dukungan kerjasama segenap tenaga kesehatan mulai dari perawat, dokter, dan edukato,” ucapnya.

Sanofi Indonesia Public Affairs & Market Access Head Naomi Juliandary menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan pelayanan penyeluruh dan optimal bagi penyandang diabetes di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan Sanofi meluncurkan Program Dukungan untuk Pasien Diabetes pada April 2021. Program dukungan ini bernama INCONTROL (Integrated Solution to Control Diabetes).

Baca juga : Perpustakaan Dongkrak Peningkatan Literasi Masyarakat

“Terbukti hingga kini, lebih dari 1.300 pasien diabetes telah bergabung bersama INCONTROL. Program ini merupakan dukungan yang terintegrasi dalam mendukung peningkatan Diabetes Patients Care dan membantu dokter dalam memberikan edukasi bagi penyandang diabetes yang ditangani dokter. Program INCONTROL ini meliputi edukasi yang komprehensif, call center, alat bantu monitoring gula darah, alat bantu dukungan penatalaksanaan diabetes lainnya,” ucapnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.