Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Gendong Bocah Ajaib Dari NTT, YouTuber Jerome Polin Happy
- Kepercayaan Publik Bisa Tergerus, Pakar Minta KY Gerak Cepat Respons Putusan Lepas Terdakwa KSP Indosurya
- Wamen ATR/BPN Serahkan Sertipikat Tanah Milik TK Aisyiyah Di Kudus
- KPK Sebut Rekening Pedagang Burung Yang Diblokir Sudah Dibuka
- Mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar Jadi Tersangka
Prof Tjandra Ikut Senang
Kendalikan Rokok, Bupati Klungkung Raih Penghargaan WHO
Jumat, 2 Desember 2022 20:48 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menerima World No Tobacco Award 2022 dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada pertemuan ke-7 Asia Pacific Summit of Mayors yang diselenggarakan Asia Pacific Cities Alliances for Health and Development (APACT), Kamis (1/12). Penghargaan ini diraih berkat gerakan Suwirta dalam mengendalikan rokok di wilayahnya. Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama turut senang dengan hal ini.
Prof Tjandra turut hadir di acara tersebut. Direktur Pascasarjana Universitas YARSI yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini sempat berswafoto dengan Suwirta.
Berita Terkait : Eks Kakanwil BPN Ditahan
“Saya senang mendengarnya, karena saya juga pernah menerima World No Tobacco Award dari WHO, tetapi sudah lama sekali, di tahun 1999. Jadi sudah lebih 20 tahun kita berjuang dalam pengendalian masalah merokok di Indonesia, walaupun memang hasilnya belumlah maksimal,” ucapnya, dalam keterangan yang diterima RM.id, Jumat (2/12)
Prof Tjandra melanjutkan, data Global Adult Tobacco Survey (GATS) menunjukkan bahwa perokok Indonesia meningkat dari 61,4 juta di 2011 menjadi 70,2 juta di 2021. “Jadi, di negara kita ada peningkatan sekitar 1 juta perokok dalam setahun,” terang Senior Advisor APCAT ini.
Berita Terkait : Dubes Polandia Beata Stoczynska Kenalkan Negaranya Lewat Buku Penulis Ternama
Menurutnya, hal ini sangat ironis dengan data dunia yang menunjukkan perokok terus turun. Antara tahun 2007 dan 2019, perokok dunia turun dari 22,7 persen menjadi 17,5 persen. Rinciannya, perokok pria dunia turun dari 37,5 persen menjadi 29,6 persen, dan perokok wanita dunia juga turun dari 8,0 persen menjadi 5,3 persen. “Sementara, di negara kita angkanya malah naik padahal kita tahu merokok membahayakan kesehatan,” ucapnya.
Prof Tjandra melanjutkan, Bupati Klungkung memperkenalkan istilah GEBRAK, Gerakan Bersama Remaja Anti-Rokok. “Sementara di foto ini saya dan Pak Bupati mengenakan Destar di kepala. Wali Kota Denpasar menggunakan juga istilah DESTAR ini untuk pengendalian merokok. DESTAR, Denpasar Sehat Tanpa Asap Rokok,” imbuhnya.
Berita Terkait : Kemenag Sampaikan Apresiasi dan Penghargaan Bagi Para Guru
Prof Tjandra berharap, gerakan pengendalian rokok di Indonesia semakin masif. “Semoga pengendalian merokok di negara kita dapat terus digalakkan, demi kesehatan anak bangsa,” tutupnya.■
Tags :
Berita Lainnya