Dark/Light Mode

Akuaponik: Inovasi Mendukung Pertanian Berkelanjutan bagi Generasi Muda

Selasa, 27 Desember 2022 13:24 WIB
Generasi millenial menemuki pertanian akuaponik (Foto : Pribadi)
Generasi millenial menemuki pertanian akuaponik (Foto : Pribadi)

Berkembangnya teknologi dan meningkatnya populasi dunia mengakibatkan polusi dari aktivitas manusia semakin banyak. Berdasarkan data Environmental Performance Index (EPI) 2022 atau Indeks Kinerja Lingkungan dengan metode berbasis numerik dan kuantitatif untuk mengukur kinerja lingkungan pada kebijakan suatu negara, Indonesia menempati urutan 164 dari 180 negara dengan 28.20 poin.

Dilansir dari data World Resources Institute (WRI) 2020, sektor pertanian menjadi urutan tetap kedua dalam penyumbang emisi global dari tahun 1990 hingga 2018. Lantas sebagai generasi muda kita harus bertindak untuk memperbaiki kerusakan ekosistem dari sektor pertanian tersebut, salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah dengan sistem pertanian berkelanjutan. Sistem pertanian berkelanjutan sangat mendukung penggunaan prinsip ekologi serta hubungan ekosistem dengan lingkungannya agar lingkungan tetap lestari hingga generasi berikutnya. Maka gerakan perubahan sistem pertanian harus dimulai pada generasi muda. Lalu, bagaimana supaya generasi muda tertarik dengan sektor pertanian dengan menerapkan sistem berkelanjutan?. 

Salah satu solusinya adalah akuaponik. Akuaponik sesuai untuk generasi muda karena cocok di lahan perkotaan yang tanahnya kurang subur, sesuai dengan petani milenial yang tidak ingin kotor dalam bertani, memiliki nilai ekonomis yang sangat unggul karena dilakukan dengan memadukan perikanan serta pertanian, dan menerapkan pertanian berkelanjutan/ pertanian organik.

Akuaponik merupakan sistem pertanian berkelanjutan dengan teknik yang memadukan perikanan serta pertanian . Tanaman mendapatkan nutrisi dari perikanan dan tanaman membantu menjernihkan air melalui proses resirkulasi dengan menyerap nutrisi kotoran ikan sehingga mengembangkan hubungan simbiosis mutualisme antara perikanan, pertanian dan ekosistem karena budidaya akuaponik dalam kondisi lingkungan yang terkendali. Dalam sistem ini, tidak diperlukan aplikasi pestisida kimia. Limbah hasil perikanan diolah kembali menjadi nutrisi tanaman dan tidak mencemari lingkungan.

Baca juga : Jokowi Ke Menhub: Hati-hati Berikan Slot Penerbangan

Lalu bagaimana cara akuaponik bekerja sehingga bisa merubah kotoran ikan menjadi nutrisi bagi tanaman? Kotoran ikan banyak mengandung unsur ammonia, ammonia tersebut tidak bisa langsung diserap tanaman dan harus diubah ke Nitrite oleh bakteri Nitrosomonas akan tetapi Nitrite harus diubah lagi menjadi Nitrate oleh bakteri Nitrobacter. Jadi, dalam proses filtrasi ini simbiosis mutualisme tercipta antara ikan, tumbuhan dan mikroorganisme yang menciptakan proses daur ulang kotoran menjadi nutrisi.

Alur Proses Akuaponik (Sumber : Justagriculture)

Akuaponik memiliki beberapa teknis dalam pembudidayaannya antara lain ada sistem rakit apung, sistem NFT dan sistem DFT, serta sistem yang menggunakan media tanam. Tipe rakit apung adalah jenis yang memakai lembaran styrofoam yang dibiarkan mengapung di atas kolam yang memiliki kedalam air 10-20 cm. selanjutnya ada sistem Nutrient Film Technique (NFT) dan Deep Flow Technique (DFT) perbedannya hanya terdapat pada sistem pengairannya yang dimana untuk sistem NFT air bersirkulasi melalaui pipa tanpa adanya genangan air sedangkan DFT memakai metode sirkulasi air dengan genangan masih tersisa dalam instalasi. Yang terakhir sistem menggunakan media tanam, sistem ini menggunakan tempat tumbuh seperti bak yang diisi media Hidroton semacam tanah liat yang dibentuk bulat berpori.

Keuntungan akuaponik bagi ekosistem adalah terciptanya lingkungan yang mendekati Zero Waste hal ini berarti semakin sedikit limbah yang terbuang karena limbah sudah di daur ulang olah tanaman, lalu terciptanya kondisi sistem pertanian dengan emisi gas rumah kaca yang tergolong rendah hal ini akibat sistem akuaponik dapat mengefesiensi pakan serta menekan jumlah pemakaian energi dan pestisida kimia.

Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya akuaponik meliputi kualitas kuantitas air dan tanaman. Untuk kepadatan ikan dikondisikan sesuai lahan dan untuk kepadatan tanaman harus dikondisikan sesuai kepadatan ikan agar tidak terjadi kekurangan unsur hara pada tanaman. Pengontrolan kualitas air dan unsur hara tanaman harus dipantau setiap hari agar bisa di tindaklanjuti sejak dini.

Baca juga : Siapkan Aplikasi Siadin, Ganjar Permudah Nelayan Melaut Dan Pasarkan Hasil Tangkap

Kelebihan akuaponik dapat mengoptimalkan penggunaan lahan, mengurangi pencemaran lingkungan, efisiensi biaya budidaya, menjaga lingkungan tetap lestari serta mendapatkan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Beberapa kekurangan akuaponik bisa dilihat dari banyak biaya awal yang dikeluarkan dalam budidaya, permasalahan tentang keasaman air serta kendala awal budidaya yaitu defisiensi unsur hara dikarenakan belum seimbangnya laju dekomposisi amonia dari kotoran ikan.

Akuaponik telah memakai beragam teknologi sehingga kita bisa mengatur semuanya dalam genggaman tangan seperti sirkulasi air, kualiitas air, kelembaban, dan suhu. Akuaponik bisa menarik perhatian generasi muda dan mengurangi dampak polusi dari sektor pertanian, disebabkan akuaponik menawarkan pertanian berkelanjutan dengan mengolah limbah perikanan menjadi nutrisi bagi tanaman, sistem ini memastikan efisiensi penggunaan air, pemanfaatan limbah serta menjaga ketahanan pangan dengan peran mikroorganisme.

Tantangan yang harus dihadapi dalam budidaya akuaponik yaitu diperlukannya pengetahuan aplikasi serta inovasi untuk merekayasa sistem. Dengan metode budidaya yang ramah lingkungan serta dengan penelitian lebih lanjut diharapkan semakin banyak yang meniru sistem budidaya ini karena bisa mengatasi pencemaran lingkungan dengan adaptasi teknologi masa kini, mengingat keseriusan pencemaran lingkungan di sektor pertanian maka seluruh sistem pangan mulai dari produksi hingga pasca panen harus harus diubah menjadi ramah lingkungan.

Bersama Kita Menciptakan Pertanian Maju, Mandiri, Modern

Referensi

Enviromental Performance Index. (2022). "2022 EPI Results". https://epi.yale.edu/epi-results/2022/component/epi Diakses 22 Desember 2022.

Baca juga : Perhutani Group Kerek Kapabilitas Perempuan

Friedrich, J., Ge, M., and Pickens, A. (2020). "This Interactive Chart Shows Changes in the World's Top 10 Emitters". World Resources Institute. Diakses 23 Desember 2022.

Janni, Y, D., and Jadhav, D, B (2022). "Aquaponics: Uses, Cultivation and Beneficial Effects". Justagriculture 9(2): 2582-8223 . Diakses 23 Desember 2022.

Estim, A., Rossita, S., Muhamad Shaleh, S.R., Saufie, S., Mustafa, S. (2023). Decarbonizing Aquatic Food Production Through Circular Bioeconomy of Aquaponic Systems. Aquaculture Studies, 23(4), AQUAST963. https://doi.org/10.4194/AQUAST963 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.