Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Haedar Nashir Tegaskan, Islam Berkemajuan Jadi Identitas Muhammadiyah

Jumat, 31 Maret 2023 22:36 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir (Foto: Dok. Muhammadiyah)
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir (Foto: Dok. Muhammadiyah)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar kegiatan nasional "Pengkajian Ramadan" di Aula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA), Jakarta Timur, Jumat (31/3). Pada Pengkajian Ramadan tahun ini, ada hal menarik yang diungkapkan dan ditegaskan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.

Haedar mengungkapkan, "Islam Berkemajuan" telah menjadi identitas Muhammadiyah. "Islam Berkemajuan sudah menjadi identitas kita (Muhammadiyah)," kata Haedar, saat berpidato dalam acara nasional yang dihadiri 300-an peserta dari berbagai wilayah di Indonesia tersebut.

Topik utama "Islam Berkemajuan" ini merupakan lanjutan dari gagasan "Risalah Islam Berkemajuan" yang dibahas pada Muktamar ke-48 di tahun lalu di Kota Solo, Jawa Tengah. Termasuk juga pada Muktamar ke-46 (2010) yang digelar di Yogyakarta.

Baca juga : Wamen Raja Juli Serahkan Tanah Wakaf NU Dan Muhammadiyah Di Lamongan

Menurut Haedar, secara historis, gagasan Islam Berkemajuan tersebut diambil dari kata yang paling sering diucapkan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Dari beberapa literasi menunjukkan, adanya istilah kemajuan. Misalnya, dari statuen Muhammadiyah yang menuliskan bahwa tujuan Muhammadiyah adalah untuk memajukan Islam.

"Dalam sejarah tercatat bahwa Kiai Dahlan sering mengucapkan kata berkemajuan dalam Bahasa Jawa. Dalam sebuah pidato iftitah yang tertulis, terdapat istilah pimpinan dan pemimpin kemajuan Islam," terang Haedar.

"Dari pidato tersebut menunjukkan bahwa Kyai Haji Ahmad Dahlan berharap orang Muhammadiyah menjadi pemimpin kemajuan Islam sebagaimana Islam yang sejatinya pernah membawa kemajuan peradaban," imbuhnya.
 
Haedar melanjutkan, kata berkemajuan juga terdapat dalam makalah di Perpusatakaan Kantor Suara Muhammadiyah (Majalah), yang salah satu isinya tentang Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup (MKCH) Muhammadiyah. Dalam tulisan ini disebutkan bahwa salah satu ciri masyarakat Islam yang sebenarnya adalah berkemajuan.

Baca juga : Bamsoet Tegaskan, Indonesia Tak Boleh Jadi Negara Gagal

“Kesimpulannya bahwa kata berkemajuan, kemajuan, maju, itu sudah melekat dengan kelahiran, pertumbuhan, dan perkembangan Muhammadiyah. Sehingga jejak yang sahih ada pada Muhammadiyah. Muhammadiyah lahir sebagai Islam Berkemajuan,” tutur Haedar.

Melalui Pengkajian Ramadan ini, Haedar mengajak warga persyarikatan Muhammadiyah untuk merumuskan Islam Berkemajuan yang merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah (hadits). “Rujukan-rujukan Islam berkemajuan banyak sekali, nanti silakan dielaborasi. Tentu ayat-ayat Al-Qur’an tentang kemajuan harus menjadi dasar kita dalam pandangan Islam. Islam itu kaya sekali ayat-ayat Al-Qur’an tentang kemajuan,” ujar Haedar.

Haedar mengatakan, Ketua Muhammadiyah di masa lampau juga selalu memperkenalkan istilah kemajuan. "Pendiri Muhammadiyah dan Muhammadiyah, gagasan dan pemikirannya yang sangat maju," imbuhnya, menegaskan.

Baca juga : Heru Apresiasi Sinergi Swasta Dalam Merevitalisasi Kawasan Kamal Muara 

Namun demikian, Haedar juga mengajak warga persyarikatan untuk bersyukur atas nikmat Allah SWT dan jejak para tokoh Muhammadiyah. Oleh karena gagasan Islam Berkemajuan inilah, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah menjadi gerakan yang besar di masa sekarang. “Tugas kita memperbaharui tidak pernah berhenti agar hal ini terus menjadi gerakan berkemajuan,” kata Haedar.

Kegiatan Pengkajian Ramadan kali ini digelar sejak Jumat hingga Minggu mendatang. Pesertanya merupakan warga persyarikatan dari Pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah mulai dari pusat hingga daerah, termasuk majelis-majelis, organisasi otonom, amal usaha Muhammadiyah, dan civitas akademika Uhamka serta Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Tak kalah menariknya dari agenda Pengkajian Ramadan tahun ini adalah akan diselenggarakan diskusi dalam wujud talk show film Buya Hamka. Bahkan, diskusi kali ini pun akan memperkenalkan aktor-aktor film bersejarah yang fenomenal Buya Hamka tersebut.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.