Dark/Light Mode

Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa Resmi Dideklarasikan

Kamis, 16 November 2023 14:46 WIB
Deklarasi Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa, di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (14/11). (Foto: Istimewa)
Deklarasi Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa, di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (14/11). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa dideklarasikan di Gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Selasa (14/11). Tingginya isu kesehatan jiwa menjadi alasan kuat berdirinya kaukus ini.

Para inisiatornya terdiri dari sejumlah tokoh, yakni mantan Menteri Kesehatan Prof Nila Moeloek, Prof FX Mudji Sutrisno, Prof Semiarto Aji Purwanto, Dr. Adriana Elisabeth, Dr Ray W Basrowi, Maria Ekowati, dan Kristin Samah. "Kehadiran kaukus ini menjawab tantangan betapa masalah kesehatan jiwa saat ini merupakan hal yang sangat urgen," kata Ray Basrowi, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (16/11).

Sebelum mendeklarasikan kaukus, para inisiator melakukan studi dan survei terlebih dahulu. Survei eksploratif dilakukan pada sejumlah responden yang terdiri dari para akademisi, psikolog, dokter spesialis, praktisi kesehatan masyarakat, organisasi masyarakat sipil, sosioantropolog/budayawan, media, dan kalangan swasta. 

Hasilnya, sebanyak 82 persen responden menyatakan, isu kesehatan jiwa sangat penting dan 12 persen menyatakan penting. Studi juga menemukan 5 urgensi dan 3 esensi kesehatan jiwa di Indonesia. Dilihat dari dimensi prioritas isu kesehatan jiwa, terdapat 27 dimensi dengan 5 value preposition kesehatan jiwa di Indonesia.

Baca juga : Ganjar: Masyarakat Gelisah, Demokrasi Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Lima urgensi isu kesehatan jiwa di Indonesia dipaparkan sebagai berikut. Pertama, kesehatan jiwa berdampak multisektor karena merupakan bagian dari kondisi kesehatan yang komprehensif. Sehat tidaknya jiwa seseorang akan mempengaruhi tingkat produktivitas dan menentukan kualitas hidup serta pencapaian generasi selanjutnya. 

Kedua, menunjukkan lapisan paling serius menyasar pada anak, remaja, dan usia produktif (dewasa yang bekerja). Peningkatan kasus kejiwaan terjadi di berbagai tahap/siklus hidup. Peningkatan besaran masalah kesehatan jiwa terjadi pada usia remaja dan produktif. "Ketiga, minimnya edukasi dan distribusi informasi yang tidak tepat," kata Ray. 

Keempat, isu kesehatan jiwa menjadi prioritas masalah di dunia tetapi belum menjadi prioritas di Indonesia. Kelima, penyebab masalah kesehatan jiwa di Indonesia berkaitan erat dengan persoalan ekonomi, sosial, dan budaya. 

Tiga esensi kunci menjadi faktor pendorong tingkat urgensi masalah kesehatan jiwa. Pertama, adanya stigma yang luas dan masif terhadap penderita gangguan kesehatan jiwa. Kedua, lingkungan spesifik terutama pada tingkat keluarga, sekolah, dan tempat kerja yang sebagian besar tidak ramah kesehatan jiwa. Ketiga, fenomena self-diagnostic terutama terjadi di kalangan, remaja, anak sekolah, dan pekerja. 

Baca juga : Temu Nasional BEM Nusantara XIV dan Ekspedisi Kebhinekaan Sukses Digelar

Yang menarik, dari sekian banyak matriks isu prioritas dan esensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia, terselip beberapa komponen, seperti penggunaan gawai tak terkontrol pada anak dan remaja, beban generasi sandwich, pencarian jati diri, pengaruh media sosial, serta problem emosi, perilaku dan kekerasan berbasis keluarga. Temuan kelompok faktorial ini secara langsung mengkoneksikan benturan nilai antargenerasi, yang terintegrasi dengan teknologi digital dan sosial media, terhadap isu prioritas kesehatan jiwa anak muda Indonesia. 

Deklarasi Kaukus

Hasil studi tersebut menguatkan pendirian Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa. Ada tujuh butir deklarasi. Pertama, kaukus ini merupakan gerakan bersama berbasis komunitas yang menyadari urgensi masalah kesehatan jiwa melalui kegiatan advokasi, edukasi, riset, aksi pencegahan dan mitigasi karena tidak ada kesehatan fisik tanpa kesehatan jiwa. Kedua, kaukus diinisiasi secara mandiri semata-mata untuk kepentingan kemanusiaan. 

Ketiga, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa mendorong para pihak (pemerintah, perguruan tinggi, akademisi, praktisi, organisasi masyarakat dan komunitas, industri, media massa, dan key opinion leader) untuk menjadikan kesehatan jiwa sebagai isu sentral dan prioritas untuk membangun generasi yang sehat jiwa dan raga.

Keempat, kaukus fokus pada masalah kesehatan jiwa di kalangan ibu dan balita, anak usia sekolah, remaja, usia produktif, dan kelompok rentan. Kelima, kaukus meyakini bahwa kesehatan jiwa akan berdampak pada aspek psikologis, ekonomi, dan sosial budaya. 

Baca juga : Adian Dan Fadli Zon Kelewatan Kalau Tidak Masuk Senayan Lagi

Keenam, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa mendorong Pemerintah sebagai fasilitator dan regulator menyusun program penanganan kesehatan jiwa sejak dini mulai dari masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), pendidikan dasar dan menengah sebagai bentuk penguatan karakter. 

Ketujuh, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa mendukung para pihak untuk berjejaring dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan jiwa serta cara-cara penanganannya secara tepat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.