Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Waspada Omicron
WHO: Risiko Global Tinggi, Dunia Butuh Kesepakatan Baru Soal Pandemi
Selasa, 30 November 2021 08:57 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan negara-negara untuk mewaspadai varian Covid-19 Omicron, yang lebih cepat menyebar dan berpotensi menimbulkan lonjakan kasus. Meski sampai saat ini, belum ada laporan kasus kematian yang diakibatkan oleh Omicron.
"Kita memerlukan studi lanjutan untuk mengetahui kemampuan Omicron menghindar dari jerat antibodi vaksin dan infeksi Covid sebelumnya," demikian pernyataan WHO, seperti dilansir Reuters, Senin (29/11).
Untuk mengantisipasi lonjakan varian Omicron, WHO mendesak 194 negara anggotanya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi pada kelompok prioritas tinggi.
Baca juga : Waspadai Varian Omicron, Tutup Perjalanan Internasional
"Omicron memiliki lonjakan jumlah mutasi, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sehingga, punya dampak mengkhawatirkan pada lintasan pandemi. Risiko global secara keseluruhan ... dinilai sangat tinggi," jelas WHO.
Dalam pertemuan awal dengan para menteri kesehatan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, Omicron menunjukkan kepada dunia, tentang perlunya kesepakatan baru soal pandemi.
"Sistem kami saat ini menghalangi negara-negara untuk memperingatkan ancaman yang pasti akan mendarat di negara mereka. Sistem kami saat ini menghalangi negara-negara untuk memperingatkan orang lain tentang ancaman " ujar Tedros, Senin (29/11).
Baca juga : RI Dan Denmark Teken Dua Kesepakatan Untuk Pemulihan Ekonomi
Kesepakatan global baru, yang diharapkan pada Mei 2024, akan mencakup isu-isu seperti berbagi data dan urutan genom virus yang muncul. Serta vaksin potensial apa pun yang berasal dari penelitian.
Richard Hatchett, CEO Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), sebuah yayasan yang mendanai pengembangan vaksin mengatakan, kemunculan Omicron telah memenuhi prediksi bahwa evolusi dan penularan virus akan terjadi di daerah yang tingkat vaksinasinya rendah.
“Ketidaksetaraan yang menjadi ciri respons global kini telah muncul kembali,” katanya.
Baca juga : Adaptasi dan Inovasi, Kunci JBL Bertahan Pasca Pandemi
Saat ini, cakupan vaksinasi penuh di Botswana dan Afrika Selatan masih kurang dari seperempat populasi mereka.
Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, dilaporkan ke WHO pada 24 November. Sejak itu, varian Omicron yang memicu lonjakan tinggi di Afrika Selatan telah menyebar ke lebih dari selusin negara. Banyak negara telah memberlakukan pembatasan perjalanan untuk mencegah penyebaran varian anyar tersebut.
Israel dan Jepang bahkan menutup pintu untuk semua kedatangan internasional. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya