Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Olaf Scholz Resmi Jadi Kanselir Jerman

Angela Merkel Lengser Dengan Kepala Tegak

Rabu, 8 Desember 2021 06:30 WIB
Olaf Scholz (kanan) akan menggantikan Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman. (Foto: Michele Tantussi /Getty Image)
Olaf Scholz (kanan) akan menggantikan Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman. (Foto: Michele Tantussi /Getty Image)

 Sebelumnya 
Perdana Menteri Luksemburg Xavier Bettel mengibaratkan Merkel sebagai sebuah mesin kompromi. “Ketika negosiasi terhalang, dia sering menemukan sesuatu yang menyatukan kita untuk menggerakkan segalanya,” kata Bettel.

Itu diperlihatkan pada Juli 2020. Ketika para pemimpin UE mencapai kesepakatan tentang anggaran triliun euro untuk dana pemulihan virus Corona. Itu baru terjadi setelah pertemuan puncak empat hari yang penuh “pertengkaran”.

Pada KTT UE yang ke-107 dan terakhir, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan kepada Merkel, bahwa dirinya adalah sebuah monumen.

Baca juga : Positif Covid, Presiden Ceko Lantik Perdana Menteri Baru Dari Dalam Kotak Kaca

“KTT tanpa dia akan seperti Roma tanpa Vatikan atau Paris tanpa Menara Eiffel,” tambah Michel.

Apresiasi dari rekan-rekannya tulus. Meskipun ada banyak gesekan selama bertahun-tahun. Merkel selalu berusaha untuk menjaga UE seketat mungkin. Dia juga sangat membela kepentingan Jerman. Bentrok dengan Yunani selama krisis utang dan tidak setuju dengan Hungaria, Polandia dan lain-lain atas penolakan mereka terhadap imigran yang tiba di Eropa. Hal itu tidak seperti yang dilakukan Jerman.

Merkel mengatakan, dirinya mundur dari UE dalam situasi yang membuatnya khawatir. Kata dia, UE telah mampu mengatasi banyak krisis dengan semangat saling menghormati. Dalam upaya selalu mencari solusi bersama.

Baca juga : Kadin Siap Jadi Garda Terdepan Pemberantasan Korupsi Di Dunia Usaha

“Tapi kami juga memiliki serangkaian masalah yang belum terselesaikan, dan ada tugas besar yang belum selesai untuk penerus saya,” ucapnya.

Kesuksesannya juga berlaku di dalam negeri. Meski ada krisis dan pandemi yang berkobar saat dia mundur, Merkel meninggalkan Jerman dengan pengangguran yang lebih rendah dan keuanganyang lebih sehat.

Dia membuat kemajuan dalam mempromosikan energi terbarukan. Tapi juga menuai kritik karena bergerak terlalu lambat dalam perubahan iklim. Setelah mengumumkan pada 2018, dia tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima. Namun, dia gagal mengamankan transisi kekuasaan yang mulus di partainya sendiri. Akhirnya, perolehan suara partainya, Persatuan Demokrat Kristen Jerman (CDU) merosot hingga kalah dalam pemilihan Jerman bulan September.

Baca juga : Menang Telak, Prancis Dan Belgia Melenggang Ke Piala Dunia 2022

Koalisi pemerintahan yang dipimpin Scholz, dari Partai Sosial Demokrat (SPD), yang berjanji ingin “menjalankan lebih banyak kemajuan” untuk Jerman, memenangi pemilu dan mengambil alih kekuasaan. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.