Dark/Light Mode

4 Miliar Warga Dunia Dilanda Kemiskinan, Rokhmin Diminta Korsel Beri Solusi 

Rabu, 19 Juni 2019 12:07 WIB
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri saat  menyampaikan konsep pembangunannya di Leaders Round Table Discussion 2019, di Hotel Maison Glad, Jeju Island, Korea Selatan, Selasa (18/6). 
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri saat menyampaikan konsep pembangunannya di Leaders Round Table Discussion 2019, di Hotel Maison Glad, Jeju Island, Korea Selatan, Selasa (18/6). 

RM.id  Rakyat Merdeka - Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, diundang menyampaikan konsep pembangunannya di Leaders Round Table Discussion 2019, di Hotel Maison Glad, Jeju Island, Korea Selatan, Selasa (18/6). 

Dalam paparannya yang bertajuk "The Application of Industry 4.0-Based Technologies and Circular Economy in Developing a Prosperous, Peaceful and Sustainable World: a Lesson Learned from Indonesia", Rokhmin mengatakan manusia yang hidup di bumi perlu memperbaiki cara membangun perekonomian baik dalam tataran paradigmatik maupun praksis atau teknis operasional.

"Inti dari pidato konsep saya adalah bahwa untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals), yakni dunia yg sejahtera (prosperous), aman (peaceful), dan berkelanjutan (sustaianable)," kata Rokhmin, dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (19/6).

Sebab, jelas Rokhmin, kapitalisme yang dianut bangsa-bangsa dunia sejak tahun 1800-an telah menimbulkan sejumlah permasalahan yang telah mengancam kelestariaekosistem planet bumi ini. "Juga mengancam eksistensi peradaban manusia itu sendiri," terangnya.

Baca juga : Bawaslu dan Kementerian Kominfo Kontrol Konten Iklan Politik

Meskipun, Duta Besar Kehormatan Jeju Island dan Busan Metropolitan City Korea Selatan itu mengakui kapitalisme telah mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dunia (Gross World Product) yang sangat signifikan. Yakni rata-rata mencapai 3,5 persen per tahun sejak revolusi industri pertama sejak 1750 sampai 2015. 

"Pada 1750, GWP hanya USD 0,45 triliun, pada 2015 menjadi USD 90, melonjak 200 kali lipat. Kemajuan IPTEK yang didorong oleh kerakusan dan rasa ingin tahu mahzab Kapitalisme juga telah membuat kehidupan manusia lebih sehat, mudah, cepat dan nyaman," akunya.

Selain itu, kata dia, gelombang kemajuan IPTEK yang terkelompokan ke dalam empat era revolusi industri juga telah membuat ekonomi dunia semakin produktif dan efisien. Namun, Rokhmin mengatakan kapitalisme juga telah menimbulkan banyak permasalahan sosial ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya yang sangat kompleks dan serius. 

Di bidang ekonomi, lanjutnya, saat ini tercacat sekitar 1 miliar warga dunia hidup dalam kemiskinan absolut dengan pengeluaran kurang dari USD 1,25 per hari. Selebihnya hampir 3 miliar orang masih hidup miskin dengan pengeluaran kurang dari USD 2 per hari.

Baca juga : Sejumlah Warga Sentani Kekurangan Air Bersih

"Yang lebih mencemaskan, ketimpangan ekonomi baik dalam satu negara maupun antar negara semakin melebar," jelasnya.

Selain itu, di bidang lingkungan, ia memaparkan semakin mengkhawatirkannya pencemaran, pengikisan biodiversity dan kepunahan spesies, perusakan fisik ekosistem alam, dan pemanasan global. Kondisi itu, kata Rokhmin telah mencapai tingkat yang mengancam kelestarian bumi dan kehidupan manusia. Kapitalisme juga berdampak pada bidang sosial budaya, terutama di daerah perkotaan.

"Hidup semakin stress, narkoba, HIV/AIDS, frustasi, perampokan, bunuh diri, perzinahan, kemunafikan, hoax, dan penyakit sosial lainnya merebak masif. Distrust society dan post truth mendominasi kehidupan masyarakat," ungkap Rokhmin.

Karena itu, Rokhmin menyarankan agar paradigma kapitalisme diganti dengan paradigma kehidupan yang menuntun manusia. "Bahwa manusia itu bukan hanya terdiri dari fisik (lahiriah), tetapi juga rohani, ruh, dan jiwa," ujarnya.

Baca juga : Angka Kemiskinan Di Tangsel Menurun

Kebahagian, imbuh politisi PDIP itu tidak mungkin bisa dipuaskan oleh harta, tahta, popularitas dan hal-hal duniawi lainnya. Tapi, mesti dengan kedamaian hati dan jiwa. 

"Bahwa sumber daya alam dan kekayaan itu bukan milik manusia, tetapi hanya titipan dari Tuhan. Yang diperoleh melalui ikhtiar dan doa manusia," jelas dia.

Sebab itu, menurut Menteri era Presiden Megawati Soekarno Putri itu, kekayaan tidak boleh terkonsentrasi oleh segelintir orang. "Karena kehidupan di dunia ini hanya sementara, kehidupan yang hakiki dan abadi adalah di akhirat," pungkasnya.  [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.